Nasi Campur Che It dan Cap Go
![]() |
Gambar Hanya Ilustrasi |
Saat aku mulai
tinggal di Liga Mas, ada hal yang baru. Bukan hanya adanya kantor pemasaran dan
kolam renang atau banyaknya bunga Terompet Emas yang menjalar sepanjang pagar
kolam renang. Tetapi setiap Che It atau Cap Go, ibuku membawa beberapa bungkus nasi
campur vegetarian dari Pasar Lama.
“Hmm… sejak
kapan Pasar Lama ada nasi campur medan vegetarian?” bingungku dalam hati.
Nasi campur
itu sangat enak dan keberadaannya yang hanya Che It dan Cap Go membuatku merasa
Che It dan Cap Go itu adalah hari yang spesial. Saat itu, ibuku bilang itu
adalah Nasi Campur Lim Cie. Harganya saat itu lumayan, tanpa tambahan
daging-dagingan vegetarian hanya Rp15,000,- per porsi. Sejak saat itu Che It
dan Cap Go langsung menjadi hari yang spesial buatku.
Beberapa
tahun kemudian, aku baru menyadari Lim Cie ternyata adalah tetanggaku di Liga
Mas (sekarang berubah nama menjadi Victoria Park). Kalau Che It dan Cap Go
setiap pagi Lim Cie berjualan Nasi Campur di Pasar Lama. Kalau sore, pulang
dari jualan, Lim Cie segera masak untuk Che It dan Cap Go di Vihara Guang Sheng. Beberapa makanan favoritku dari Lim Cie adalah seperti asam manis, acar kacang,
tempe orek khas Medan, sambal tauco khas Medan, kaki babi yang terbuat dari tepung
didalamnya digulung jamur kuping, nasi tim, dan lain-lain.
Lim Cie
sangat baik, kalau ada sisa makanan dagang, beliau membagikannya kepada keluarga
ku. Dan terkadang jika ada pesanan dari orang lain, beliau memasak lebih banyak
untuk dibagikan kepadaku.
Setelah bertahun-tahun
telah berjualan di Pasar Lama. Lim Cie akhirnya harus pindah karena masalah
uang sewa tempat yang semakin tinggi. Lim Cie akhirnya pindah berjualan di
rumah keponakkannya, Shen Cie yang juga membuka tempat makan di sebelah rumahnya.
Sebenarnya tempat
tinggal Lim Cie dan Shen Cie sangat berdekatan. Hanya jalan beberapa Langkah bisa
segera sampai. Walau setiap hari Shen Cie berjualan makanan non vegetarian
tetapi ada beberapa makanan yang tidak dipakaikan bawang, seperti semur kentang,
sambal tauco khas Medan, keripik pangsit balado, rendang telur dan kentang dan tempe
orek. Shen Cie juga menerima pesanan kwetiauw goreng, bihun goreng, juga mie
goreng. Ada juga emie yang bisa request vegetarian pada hari-hari tertentu.
Kuah emie, kerupuk emping dan sambal hijaunya adalah yang tak tergantikan.
Sejak Lim
Cie pindah berjualan di rumah sendiri, setiap Che It dan Cap Go, di tempat Shen
Cie semua berjualan Vegetarian. Aku pun jadi semakin senang karena untuk
membeli nasi campur Lim Cie tidak perlu ke Pasar Lama, cukup berjalan kaki
sudah sampai.
Lim Cie
adalah sosok yang mendukung vegetarian. Walaupun sehari-hari beliau tidak
vegetarian tetapi setiap Che It dan Cap Go berjualan makanan vegetarian dengan
tulus. Beliau harus bangun pagi-pagi sekali untuk memasak banyak varian lauk
vegetarian.
Pernah sekali,
karena aku sedang menjalani pengobatan alternatif, beliau (Lim Cie) memberikan ku
angpao sebagai bantuan biaya pengobatan. Dan tidak pernah kulupakan sama sekali
kebaikkan beliau yang memberikan ku banyak makanan gratis diluar dagangannya
seperti Kua Chai Peng, Nasi Tim, Nasi Ulam dan lain-lain yang menurutku itu
semua sangat mahal dan mewah.
Akan tetapi
sangat disayangkan, karena kurangnya minat konsumen terhadap makanan vegetarian,
berjualan di rumah tidak berlangsung lama. Karena ada urusan lain juga, Lim Cie
sudah tidak boleh berjualan lagi oleh suaminya. Tak berapa lama pun Shen Cie
pindah berjualan di Poris. Dan di rumah Shen Cie tidak ada lagi yang berjualan.
Sekarang aku
sekeluarga sudah pindah ke Bukit Dago, sudah tidak lagi bertetangga dengan Lim
Cie dan Shen Cie. Semoga Lim Cie dan Shen Cie selalu dalam keadaan sehat dan
baik. Selalu kangen masakkan Lim Cie dan Shen Cie. Tidak akan tergantikan.