Posts

Showing posts from December, 2024

Zhong Yong (Jalan Tengah)

Image
Disclaimer: Saya hanya menulis apa yang saya dengar dan apa yang saya tangkap. Jika ada kata-kata yang salah atau menyinggung mohon dimaafkan dan dimaklumi. Penceramah: Pandita Lin (Lin Dian Chuan Shi) “Zhong Yong” adalah Kitab kedua Kong Hu Cu kedua setelah “Da Xue”.  Bagian dari lima Sutra Utama. Dari Kitab “Li Ji”.  Pancaran ketiga yaitu Pancaran Putih membina diri dengan Falsafah Kong Hu Cu.  Naskah “Zhong Yong” merupakan naskah hati dari seluruh Nabi. Ingin memahami Alam Semesta harus memahami diri sendiri terlebih dahulu. “Zhong”: Tengah (tidak menyimpang) “Yong”: Tidak bergeser Yaitu tentang; bila hati kita tidak condong atau bergeser maka sesuai dengan kebenaran.  Dao mencerminkan Hati yang tenang, tidak memikirkan apa-apa sehingga diperlukan ajaran-ajaran.  Firman Tuhan adalah Kuasa Tuhan di dalam diri kita adalah sifat Tuhan ada di dalam diri kita.  Lima sifat mulia menggambarkan sifat Tuhan yang ada di dalam diri manusia.  Ajaran ...

Nikmatilah Pekerjaan

Image
Pekerjaan adalah apa yang memunculkan protagonis internal kita.   Sukacita ada di dalam diri kita sendiri.   Ada sebuah ajaran yang katanya diberikan oleh pendeta Zen Rinzai kepada para bhiksunya di dalam pelatihannya: “Jadilah master ke mana pun kau pergi. Maka, di mana pun kau menemukan dirimu, segalanya akan menjadi seperti apa adanya.” Terlepas dari apa pun kondisi atau situasinya, berusahalah selalu memunculkan diri sejati kita – protagonis internal kita – untuk menghadapi apa pun. Ketika ada sesuatu yang sulit yang harus kita lakukan, sering kali kita ingin mengeluh. Kita biasanya berkata, “Kenapa aku yang melakukannya,” atau “mereka mau ngerjain aku .” Tetapi dengan sikap seperti ini, sangat sulit menemukan sukacita di dalam pekerjaan. Orang yang melakukan apa yang terbaik untuk menikmati apa yang ada di hadapannya akan memiliki peluang terbesar untuk menemukan kedamaian di hati. Sering kali, apa pun yang sedang mereka nikmati – apa yang ada di hadapannya ...

Lun Yii

Image
Penceramah: Wang Jiang Shi Disclaimer: Saya hanya menulis apa yang saya dengar dan apa yang saya tangkap. Jika ada kata-kata yang salah atau menyinggung mohon dimaafkan dan dimaklumi.   Rohani dan duniawi harus seimbang. Segala kegiatan kita adalah proses belajar. Walaupun tidak sekolah lagi, kita juga harus meningkatkan diri. Kalau kita cekcok dengan sesama saudara kita itu juga tidak berbakti kepada orang tua. Kalau kita rukun terhadap saudara tetapi berbuat tidak baik, itu juga tidak berbakti kepada orang tua. Berbakti lebih tinggi lagi dengan melimpahkan jasa pahala kepada orang tua. 3 introspeksi diri: 1. Apakah kita tulus membantu orang lain? Membaca wejangan memberi kita petunjuk bagaimana membantu orang lain? Membaca wejangan juga menambah kearifan dan semangat ketika membantu orang lain. 2. Apakah dalam pergaulan dengan teman kita tidak mempercayai nya?  Kita tidak boleh mengambil barang atau uang Fo Tang karena itu adalah  sumbangan umat. ...

Jangan Disusahkan Oleh Hal-hal Yang Belum Terjadi

Image
Kecemasan itu tidak nyata. Kecemasan: Di mana sebenarnya ia berada?   Buddhisme Zen dianggap dimulai oleh seorang bhiksu bernama Bodhidharma. Dia menularkan ajarannya kepada seorang murid bernama Huike. Pada suatu waktu, Huike menceritakan kesulitannya kepada Bodhidharma. “Pikiranku selalu dipenuhi kecemasan. Tolonglah aku untuk membuatnya diam.” Bodhidharma menjawab, “Aku akan menenangkan kecemasan-kecemasan itu. Tetapi pertama-tama, bawakan mereka dulu kepada ku. Jika kau bisa meletakkannya di depan ku dan berkata, “Inilah kecemasan yang membebaniku,’ maka aku pasti akan menenangkan mereka’.” Mendengar hal ini, Huike menyadari sesuatu untuk pertama kalinya. Realitasnya, kecemasan itu tidak nyata. Ketakutan-ketakutannya tidaklah nyata, tetapi dia terus memeganginya. Dia menyadari Tindakan yang sisa-sia ini. Kita tidak perlu disusahkan oleh hal-hal yang belum terjadi. Pikirkan saja apa yang sedang terjadi di saat ini. Hampir semua kecemasan tidaklah nyata. Itu...

Keteladanan Bai Shui Sheng Di

Image
Disclaimer: Saya hanya menulis apa yang saya dengar dan apa yang saya tangkap. Jika ada kata-kata yang salah atau menyinggung mohon dimaafkan dan dimaklumi. Bai Shui Sheng Di Penceramah: Pandita Lu (Lu Dian Chuan Shi) Lao Qian Ren belajar dari budi air. Maksudnya adalah belajar lebih rendah hati. Lao Qian Ren tidak sembarangan meluapkan emosi. Lao Qian Ren hanya marah pada orang tertentu. Kita harus berterima kasih kepada Qian Xian, karena beliau membawa Dao ke Indonesia. Tanpa beliau kita masih awam atau tidak mengerti Hakekat Kebenaran. Jika ke Fo Tang/Vihara hanya makan/ngobrol, tidak melakukan apa-apa tidak bisa mencapai kesempurnaan. Membawa umat ke Fo Tang/Vihara dimulai dari orang yang terdekat seperti orang tua kita, suami/istri kita, atau saudara-saudara kita. Membina diri dimulai dari diri sendiri, lalu keluarga, baru teman-teman. Merusak/memecah barang Para Buddha – Para Suci sebenarnya berdosa, tetapi jika segera kita ganti maka selesai. Melakukan kebaikkan jangan ketik...

Menemukan “Diri Kita Yang Lain”

Image
BAGIAN DUA   30 CARA MENGINSPIRASI KEPERCAYAAN – DIRI DAN KEBERANIAN UNTUK HIDUP   Mencoba mengubah sudut pandang. Menemukan protagonis (tokoh utama) internal diri kita.   Protagonis kita memiliki potensi yang tak terbatas.   Untuk hidup lebih bebas, atau lebih ringan, Buddhisme Zen mengajarkan pentingnya tidak melabeli diri sebagai “jenis orang seperti ini atau itu”. Perkenankan saya memberi contoh. Ada “kita yang lain” di dalam diri kita. Versi kita yang satu ini lebih bebas daripada diri yang kita pikir kita kenal, dan kaya akan potensi. Inilah diri sejati kita. Di dalam diri kita hidup protagonis sejati kita. Dalam istilah Zen, kata protagonis juga diterjemahkan sebagai “master”. Ada sebuah kisah terkenal dari bhiksu Zen yang menyapa dirinya sendiri dengan berkata, “Hei, master!” dan dirinya akan menjawab “Ya?” Lalu dia akan bertanya, “Kau sudah bangun?” dan dirinya akan menjawab lagi, “Ya!” Dengan sungguh-sungguh dia melanjutkan tanya...

Melakukan Apa yang Bisa Kita Lakukan Di Saat Ini dengan Sebaik Mungkin

Image
Ini akan menjurus ke hal-hal yang baik. Jangan mengejar awan – kita tidak akan pernah bisa menangkapnya.   Ada sebuah kisah tentang mengejar awan, dan tentang awan yang pergi menjauh. Kita sedang bekerja di ladang, di bawah teriknya matahari. Tanpa adanya awan untuk menghalangi sengatan matahari, kita harus bertahan menahan panas. Tetapi kemudian kita menatap ke langit, dan di kejauhan kita melihat serpihan putih. “Ah, aku yakin akan lebih sejuk di bawah keteduhan awan itu. Aku harap awan itu akan segera datang ke sini,” pikir kita, dan kita bahkan mempertimbangkan untuk istirahat sampai awan tiba. Tetapi kenyataannya, awan itu mungkin tidak akan pernah tiba untuk melindungi kita dari matahari, dan mungkin hari akan berakhir ketika kita berhenti bekerja, menanti keteduhan. Alih-alih menunggu awan mendekat, usahakan melakukan apa yang perlu diselesaikan sekarang juga. Jika kita bekerja dengan tekun, mungkin kita akan lupa pada panasnya hari. Lalu, sebelum kita menyad...

Jangan Memikirkan Hal-Hal yang Tidak Menyenangkan Sebelum Tidur

Image
“Zazen di tempat tidur” selama lima menit sebelum tidur.   Saatnya untuk me-“reset” pikiran.   Kita semua mengalami malam-malam ketika tidak bisa tidur, ketika kita digelisahkan oleh pikiran-pikiran yang tidak menyenangkan atau diwabahi kecemasan atau tidak mampu meredakan kekhawatiran. Itulah saat yang sempurna untuk mempraktikkan zazen. Praktik zazen yang diam akan melepaskan transmitter-saraf serotonin di otak, yang berfungsi sebagai penstabil suasana hati dan telah terbukti efektif melawan depresi. Zazen bisa memberi efek terapi dengan meningkatkan serotonin ke otak tanpa obat. Setelah otak berada dalam keadaan rileks, secara bertahap pembuluh-pembuluh darah juga akan merileks dan meningkatkan aliran darah. Ini menyebarkan kehangatan di seluruh tubuh. Ketika kabut mental telah dibersihkan dan tubuh telah dihangatkan, otomatis kita akan menjadi mengantuk. Ketika naik ke tempat tidur, lepaskan apa pun yang telah terjadi pada kita sejak bangun di pagi itu,...

Jangan Menunda Apa yang Bisa Kita Lakukan Hari Ini

Image
Kita tidak bisa menyesali masa depan. Belajar dari permintaan terakhir seorang bhiksu.   Di akhir periode Edo di Jepang (1603 – 1868), ada seorang bhiksu dan pendeta utama yang tersohor Bernama Sengai yang tinggal di Hakata, di pulau barat Kyushu. Ketika Sengai menjelang ajal, murid-muridnya berkumpul untuk mendengar permintaan terakhirnya. “Aku tidak mau pergi bersama kematian”, katanya, artinya dia tidak ingin mati. Tentu saja ini tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan sebagai permintaan terakhir seorang guru Zen, jadi para murid semakin mendekat ke tempat tidurnya dan sekali lagi menanyakan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, “Tetap saja, aku tidak mau pergi bersama kematian.” Bahkan bagi pendeta yang tersohor ini, yang memasuki pertapaan pada usia sebelas tahun dan mengabdikan diri untuk pelatihan rohani Zen selama 88 tahun hidupnya – dan yang dianggap sudah mencapai pencerahan – tetaplah ada kelekatan dengan dunia ini. Seratus persen dari kita akan mati – in...

Mengamati Matahari Terbenam

Image
Bersyukur karena berhasil melewati satu hari lagi.   Menemukan “anak tangga matahari terbenam” kita sendiri.   Di sebuah wilayah tengah kota Tokyo, yang disebut Yanaka, terdapat sebuah tempat yang dikenal sebagai “anak tangga matahari terbenam”. Sebenarnya tangga ini biasa saja, tetapi jika duduk di sana dan menatap langit di saat yang tepat, kita bisa melihat terbenamnya matahari yang sangat indah. Saya tidak tahu dari mana nama “anak tangga matahari terbenam” berasal, tetapi pada suatu saat, setiap orang mulai menyebutnya. Sekarang banyak orang yang pergi ke sana untuk mengamati matahari terbenam. Saya membayangkan ada banyak tempat seperti itu di seluruh dunia. Di pedesaan Jepang, saya berani bertaruh kita bisa melihat keindahan matahari terbenam dari pematang sawah. Dan di kota, kita bisa naik ke atap, di mana matahari yang terbenam akan tampak lebih besar. Kita tidak perlu bersusah payah pergi ke Yanaka. Akan mudah menemukan tempat-tempat yang bisa berfungsi...

Membuat Taman Kecil di Teras

Image
Sebuah praktik kecil untuk melatih kesadaran.   Kita dapat menajamkan pikiran, terlepas di mana kita berada.   Kami para bhiksu mengatakan, “Di bawah pohon, di atas batu.” Kita duduk, seorang diri, di atas batu atau di bawah pohon, dan melakukan zazen dalam diam. Ini membawa kita untuk bersatu dengan alam. Kita bisa meninggalkan semua pikiran yang lewat di kepala kita dan duduk melakukan zazen dengan pikiran yang kosong. Inilah lingkungan yang ideal untuk mempraktikkan zazen. Memang sulit menemukan tempat seperti ini, bahkan bagi para bhiksu Buddhis. Ini sebabnya halaman kuil-kuil Zen memiliki taman. Kita bisa membayangkan gunung-gunung dan di dalam pikiran mendengarkan aliran air Sungai. Pemandangan yang luas seperti ini dapat diciutkan menjadi versi mini dengan menciptakan sebuah taman kecil, dan kemegahan alam direproduksi di suatu ruang yang kecil. Akumulasi kearifan para bhiksu Buddhis tertangkap di seni taman-taman Zen. Cobalah membuat taman seperti itu di ...

Bersentuhan dengan Alam

Image
Menemukan kebahagiaan yang ada di tangan   Menciptakan miniatur taman di pikiran   Saya pernah mengajar sekelompok anak sekolah dasar untuk sebuah program televisi. Saya mengusulkan kami membuat taman-taman mini. Pertama-tama, saya memberitahu siswa untuk mencari tempat kesukaan mereka di sekolah dan, setelah berada di sana, untuk berusaha keras mengosongkan pikiran. Lalu, saya meminta setiap anak menghadirkan pengalaman mereka dengan alam ke dalam sebuah taman mini. Dalam sebuah kotak berukuran sekitar 45 x 60 cm, mereka dibebaskan untuk menyusun tanah, kerikil, ranting, dan daun sesuka hati. Saya adalah perancang taman, dan bahkan dari sudut pandang saya, taman-taman mini yang dibuat oleh anak-anak itu sungguh mengagumkan. Seorang anak menggambarkan air yang mengalir ke sebuah kolam; anak lainnya menempatkan ranting-ranting dalam posisi diagonal, dalam upaya meniru angin; masih ada anak lain yang berusaha keras menciptakan keteduhan… Anak-anak ini, yang hari-...

Meluangkan Waktu Untuk Sendirian

Image
Langkah pertama ke arah hidup sederhana gaya Zen.   Manfaat dari “kesendirian di kota”.   “Tinggal di gunung” adalah gaya hidup yang diidealkan oleh orang Jepang. Itu dianggap gaya hidup paling indah dan terkadang disebut sebagai kehidupan yang terlepas dari dunia. Bhiksu terkenal Saigyo dan Ryokan diketahui menjalani kehidupan bertapa seperti itu. Membaca sambil mendengarkan nyanyian burung dan gemericik aliran air. Menikmati minum sake sambil menatap pantulan bulan di gelas kita. Menyatu dengan kehidupan liar. Kemampuan untuk hidup dengan pikiran yang bebas, menerima segalanya sebagaimana adanya. Inilah cara hidup yang telah diidealkan Seperti yang dijelaskan oleh bhiksu-penyair Kamo no Chomei di dalam karya Hojoki di abad ketiga belas, tinggal di gunung adalah tentang hidup dalam kesendirian, seorang diri di gunung. Para bhiksu Buddha Zen menganggap situasi ini ideal bagi pelatihan rohani. Tetapi pada kenyataannya, situasi ini terbukti sangat menantang. Walau...

Mengatupkan Tangan

Image
Cara menenangkan pikiran yang sedang kesal.   Makna dari gassho: Tangan kiri mewakili kita; tangan kanan mewakili orang lain. Ada saat-saat ketika kita mengatupkan kedua tangan dan diam-diam berdoa untuk seseorang atau merenungkan sesuatu. Saya menganjurkan kita meluangkan waktu untuk melakukan ini, bukan hanya ketika sedang mengunjungi makam atau situs agamis tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Apa itu gassho? Tangan kanan mewakili siapa pun selain kita sendiri. Mungkin itu Buddha atau Tuhan atau mungkin seseorang di sekitar kita. Tangan kiri mewakili kita. Gassho mengartikan pertemuan keduanya menjadi satu. Ini adalah perasaan hormat untuk orang-orang di luar diri kita – suatu tawaran kerendah-hatian. Dengan mengatupkan kedua tangan, kita menumbuhkan rasa Syukur. Ini tidak menyediakan ruang untuk konflik. Kita tidak bisa menyerang seseorang ketika kedua tangan kita terkatup, kan? Permintaan maaf yang diajukan bersamaan dengan jabatan tangan akan meredakan kemarahan...

Bernapas Perlahan-Lahan

Image
“Zazen kursi” selama lima menit selama istirahat makan siang. Untuk menenangkan pikiran, pertama-tama aturlah postur tubuh dan pernapasan.   Ketika duduk di depan meja kerja, tak terelakkan postur kita akan membungkuk. Karena pada dasarnya ini adalah posisi yang tidak alami, ini akan memengaruhi konsentrasi, dan hal-hal kecil bisa terasa mengesalkan atau melelahkan. Jadi, saya mempunyai sebuah praktik rohani untuk kita. Selama lima menit di jam istirahat makan siang, cobalah melakukan zazen sambil duduk di kursi. Dasar dari zazen adalah menyelaraskan postur, pernapasan, dan pikiran. Pertama-tama, atur postur kita dengan menyelaraskan kepala dan tulang ekor. Jika dilihat dari samping, tulang punggung akan membentuk kurva-S, dan kita bisa menarik garis lurus dari kepala sampai tulang ekor. Selanjutnya, perhatikan napas. Di bawah kondisi yang menekan di tempat kerja, mungkin kita akan tujuh atau delapan kali bernapas dalam satu menit. Dengan berfokus pada pernapasan, ...