Rintik Hujan di Paviliun
Angin bertiup seperti membuat hatimu membeku
Saat kulihat wajah mu, pucat tanpa keraguan
Kau berucap perpisahan adalah pasti
Di tepi kolam lotus, itu adalah terakhir kali
Saat aku mendengar nama mu disebut
Aku memahami, nasib memberitahu ku
Pertemuan saat ini adalah nasib
Tapi tak bisa memiliki mu adalah takdir
Dari setiap langkah mu terlahir lotus
Bedak dan gincu, yang memperingatkan mu tentang aku
Saat kau bertemu dengan ku di masa lalu
Aku terus merasa kau sangat cantik
Hingga nyawa pun tanpa disadari terancam
Perlahan ku mendengar suara tetesan air
Saat aku berada di muka Paviliun
Kau tersenyum dan seolah tidak boleh siapa pun memiliki mu
Hati mu begitu banyak teka-teki
Perlahan ku mendengar suara hujan semakin deras
Ke mana pun aku mencari bayangan mu?
Kau adalah alasan ku merasa kehilangan
Hingga aku tidak bisa lagi menerima kenyataan