Masalah Berat Badan


Mungkin aku menyesal tidak menjaga berat tubuhku ketika Sekolah Dasar. Saat kamu baru mengenal “jajan”, segala hal pun berubah. Kamu yang tadinya kurus seperti kurang gizi berubah drastis ketika kamu menerima uang jajan dari ayah mu.

Gorengan, sate usus ayam, bakso, mie instan, nasi goreng, nasi uduk, jajanan makanan kecil seperti makaroni, keripik kentang, dan lain-lain rasanya sangat seenak itu. Aku sangat suka semuanya, maka tak heran ketika kelas empat sekolah dasar, berat badanku naik dengan drastis. Seragam baru yang baru kupakai sebulan, secara mendadak tidak bisa kupakai lagi. Entah aku juga bingung, mengapa nafsu makan ku menjadi seliar itu.

Ketika SMK aku mencoba metode akupunktur di Pasar Baru, Jakarta. Namanya dokter Wahyuni, seorang dokter ahli tusuk jarum kecantikkan. Kakak Perempuan ku yang pertama mengajak kami sekeluarga ke sana dalam rangka diet menjelang hari pernikahannya.

Di sana aku diprogram untuk detoks hanya makan apel sepuluh hari tanpa menyentuh makanan lainnya. Dan benar saja, aku benar-benar melakukannya. Tidak makan nasi, tidak makan makanan yang lain, hanya makan Apel selama sepuluh hari. Lapar makan apel, iseng ingin ngemil juga makan apel. Bahkan sampai daripada makan apel lebih baik lapar dibawa tidur. Dan hasilnya aku turun sepuluh kilogram. Tentu sebuah prestasi bagi diriku.

Berat badanku bertahan di angka tersebut hingga kuliah. Namun semua berubah ketika aku mengenal cilok. Aku keranjingan makan cilok hingga seminggu dan dalam seminggu berat badanku naik melesat melebihi berat badan semula.

Aku sangat sedih sekali dan kecewa. Selama bertahun-tahun merasa semua jerih payahku gagal sehingga aku tidak ada perubahan sama sekali selama bertahun-tahun. Namun di tahun 2023, aku kembali memutuskan menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan karbohidrat dan perbanyak makan sayur. Tak lupa minum susu protein kedelai dan jalan sebanyak minimal setengah jam. Aku juga sempat berkonsultasi dengan dokter ahli gizi. Dan lagi-lagi aku berhasil selama beberapa bulan menurunkan berat badan hingga lima belas kilogram. Akan tetapi karena lelah diet dan kehilangan motivasi, berat badan ku kembali semula.

Di sini aku dapat menyimpulkan, makanan yang berasal dari tepung-tepungan itu sangat berbahaya. Karena tepung ketika diadon menggunakan bahan basah justru menjadi lebih berat daripada nasi. Seperti mie, misalnya kita makan porsinya sama seperti ketika kita makan nasi. Ternyata setelah ditimbang, seporsi mie beratnya jauh lebih berat daripada seporsi nasi yang biasa kita makan. Dan itu menambah beban berat tubuh ku jauh lebih banyak. Padahal untuk masalah kenyang perut adalah sama.

Aku pernah ke dokter ahli gizi di salah satu rumah sakit. Dan dokter tersebut mengatakan, bahwa kalau diet yang benar adalah tetap makan karbohidrat akan tetapi ditakar atau ditimbang lebih sedikit. Aku menjalani hal itu selama beberapa hari pasca berat badan ku naik dan turun sebanyak lima kilogram. Emosi dan stress juga merupakan faktor naiknya berat badan. Seperti suasana hati yang kurang baik di pagi hari dan badan yang terasa berat selepas tidur juga menjadi pendukung naiknya berat badan ku di pagi hari.

Popular posts from this blog

Kamu Polos Seperti Bayi

Serba-serbi Sekolah Minggu Du Jing Ban

Rhythm of the Rain

Kepribadian Ganda

Aku Yakin Bisa Menemukan Bunga Yang Indah

Kisah Ma Xiu Niang dan Zhan Yu He

Lahir Lebih Awal

Kisah Pengorbanan Istri

Si Mian Fo Dalam Empat Kepribadian Manusia

Mengapa Angin Bertiup?