Toko Jamu "Tjap Nyonya Kaya" Milik Ryu Kintaro


Aku tidak pernah menyangka bahwa seorang anak laki-laki bisa membuka usaha dan meracik ramuan jamunya sendiri.

Hari ini, Rabu tanggal 4 Juni 2025, pagi yang cerah. Hari ini aku berencana pergi ke sebuah toko jamu. Bukan karena tubuhku tidak enak, pinggang ku encok, atau yang lainnya. Melainkan aku penasaran dengan usaha jamu anak yang berumur Sembilan tahun, milik Ryu Kintaro.

Siapa itu Ryu Kintaro? Mungkin satu Indonesia hampir mengenalnya, karena ia banyak masuk acara televisi dan juga sangat viral di media sosial. Sepertinya hampir setiap orang mengenalnya sebagai wirausahawan cilik yang paling muda di Indonesia.

Baiklah aku mulai meneliti media sosialnya. Dan kupikir dia adalah anak yang menarik dan juga kreatif. Dia banyak diundang ke podcast-podcast artis-artis yang terkenal. Hal itulah yang membuatku penasaran dengan rasa jamu yang ia resepkan sendiri. Di sisi lain dia juga seorang yang sangat suka membaur dengan orang lain dan sangat rendah hati.

Kembali ke cerita ku pergi ke toko Jamu “Tjap Nyonya Kaya” milik Ryu Kintaro. Saat itu kira-kira jam sebelas siang, aku tiba di toko Jamu “Tjap Nyonya Kaya”. Aku disambut dengan ramah oleh karyawan kasir di toko tersebut. Beliau menyodorkan beberapa menu Jamu. Aku memilih-milih jamu mana yang menyesuaikan dengan  kondisi tubuh ku sekarang.

Kalau dulu setiap kali minum jamu, aku selalu minum jamu Beras Kencur. Tapi aku pernah melihat di Instagram “Tjap Nyonya Kaya”, kita bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan mbaknya mengenai jamu yang cocok dengan keadaan tubuh kita sekarang. Saat itu perutku agak kurang nyaman dan aku bertanya, “mana yang cocok untuk perut yang sakit maag? Jamu Banyu Kunyit dan jamu Banyu Kencur?”.

Jamu Banyu Kunyit

“Jamu Banyu Kunyit yang cocok untuk sakit maag, tuan”, katanya.

“Kalau begitu saya pesan jamu Banyu Kunyit satu”, jelasku pada mbak-nya.

“Di take away atau minum di sini?”, tanya beliau.

“Minum di sini”, kata ku.

Aku pun membayarnya dan menunggunya di meja.

Tidak sampai lima belas menit, segelas jamu dengan gelas yang estetik berwarna kuning itu datang. Aku sangat berekspetasi tinggi dengan jamu ini. Di atasnya ditabur potongan sereh yang diiris miring. Bukannya ingin membandingkan, tapi aku juga seseorang yang suka dengan jamu sedari aku masih sangat kecil. Tentu aku agak paham dengan rasa jamu yang pekat atau tidak.

Aku meminumnya seteguk, dan rasa hangat jahe langsung menyelimuti tenggorokan ku. Aku merasa indra perasa ku merasakan kunyit yang agak pekat. Tapi entah mengapa, aku merasa jamu Banyu Kunyit ini agak berbeda dengan jamu yang selama ini ku minum.

Tapi yang membuatku sangat mendapatkan pengalaman terbaiknya adalah, bahwa jamu ini diresepkan oleh seorang anak berumur Sembilan tahun, Ryu Kintaro. Hampir tidak percaya.

Saat itu aku datang ketika cuaca sangat panas dan entah mengapa toko jamu “Tjap Nyonya Kaya” sangat sepi pada hari biasa, hanya ada seorang gadis duduk di sana. Dan benar saja, atmosfirnya terasa berbeda dengan yang kubayangkan selama ini dan tempatnya memang sangat nyaman, tapi mungkin agak terbatas jikalau sedang ramai. Semoga kelak toko jamu "Tjap Nyonya" bisa memperluas kafe jamu nya.

Popular posts from this blog

Kamu Polos Seperti Bayi

Serba-serbi Sekolah Minggu Du Jing Ban

Rhythm of the Rain

Kepribadian Ganda

Aku Yakin Bisa Menemukan Bunga Yang Indah

Kisah Ma Xiu Niang dan Zhan Yu He

Lahir Lebih Awal

Kisah Pengorbanan Istri

Si Mian Fo Dalam Empat Kepribadian Manusia

Mengapa Angin Bertiup?