Kisah Yue Nü Gu Niang

Kalau boleh cerita, pada zaman dahulu kala di awal dinasti Song awal ada seorang gadis penjual kue pia dan kue bulan bernama Yue Nü (月女). Karena perawakannya yang kurus dan sangat cantik dengan rambut yang amat panjang terikat turun ke bawah dia dipanggil Nona Yue Nü (月女姑娘)oleh masyarakat sekitar. 

Beliau adalah wanita yang sangat sibuk. Ia mengurus banyak anak-anak kecil yang yatim piatu dan suka memberi mereka makan roti dan kue-kue kering yang terbuat dari tepung terigu dan gandum. Waktu beliau dari pagi sampai malam adalah membuat kue kering dan pia beraneka rasa dari isi gojin, manisan labu air, kacang hijau, tausa, dan daging babi untuk dijual kepada kaum bangsawan. 

Meski pun kue pia nya sangat terkenal tapi itu tidak membuat dia sombong. Justru karena kerendahan hatinya itu ia mengurus banyak anak yatim-piatu di satu desa. Ia hanya mempekerjakan anak-anak wanita yang masih remaja yang kehilangan keluarga dan ibu-ibu rumah tangga yang tak bersuami atau suaminya tidak bekerja. 

Suatu hari, Yue Nü melihat ada seorang anak laki-laki kesurupan dan menjadi tontonan bagi masyarakat sekitar, karena banyak masyarakat yang tidak mengerti kesurupan. Melihat hal itu Yue Nü langsung tidak tega dan memegang anak laki-laki sambil berkata "sadarlah nan hai (男孩)!Guan Yin Gu Fo bersama mu!" Dan setelah itu anak laki-laki itu tersadarkan. Sejak kejadian yang menggemparkan di tengah masyarakat desa itu, sekarang Yue Nü Gu Niang bertambah satu profesi lagi yaitu menyembuhkan orang-orang yang kesurupan atau menerapi anak-anak yang hampir gila. Anak laki-laki itu akhirnya tinggal bersama Yue Nü untuk diterapi hingga akhirnya dipersembahkan kepada Yue Nü oleh keluarganya untuk sepenuhnya mengabdi kepada Yue Nü dalam kata-kata kepada Guan Yin Phu Sha. 

Yue Nü sangat terkenal suka menolong dan semuanya tak bercelah. Ia suka dandan memakai bedak dan pemerah bibir dari angkhak memerahkan pipinya menggunakan serbuk angkhak. Ia suka menggunakan tinta untuk mempertegas garis matanya. Banyak yang mengatakan bahwa ia adalah titisan Guan Yin Phu Sha. Sehingga orang-orang selalu mempersembahkan anak-anaknya untuk diangkat menjadi anak Guan Yin Phu Sa yang dimaksudkan adalah untuk menjadi anak angkat dari Yue Nü Gu Niang. Karena tidak paham dengan istilah dan upacara gaib atau pun kias dan juga memang tidak mengerti tata caranya, beliau hanya menggunakan tepung terigu menepuk-nepuk pipi anak-anak dan setelah itu ia langsung berkata, "kamu telah menjadi anak angkat dari Guan Yin Phu Sa".

Meski pun sering dianggap titisan Guan Yin Phu Sa. Yue Nü selalu merasa tidak pantas dianggap setara dengan Guan Yin Phu Sa dan marah jika ia disebut jelmaan Guan Yin Phu Sa. Baginya ia adalah gadis biasa yang suka membuat kue kering dan pia. 

Yue Nü hanya hidup bersama kakeknya. Kakeknya sangat bahagia dikelilingi anak-anak dan meninggal tanpa merasa kesepian meski pun beliau masih memutuskan untuk menerima uang duka dari masyarakat. Saat kematian keluarga semata wayang nya, Yue Nü Gu Niang sangat kehilangan dan tidak ingin kakeknya terjebak karma keserakahan dan akhirnya ia memutuskan seluruh uang duka disumbangkan ke Kuil Avalokitesvhara dan memutuskan berbuat karma baik dengan hanya menjual kue kering dan pia vegetarian dan makan vegetarain pada kehidupan sehari-hari dan hanya makan kuah sayuran sawi hijau yang hambar pada Che It Cap Go sebagai lambang ia banyak berdosa sehingga kehilangan keluarganya. 

Jam 2:24 tengah malam, di usia 39 tahun, ditanggal 13 bulan 8 tepat dua hari sebelum Zhong Qiu, Yue Nü Gu Niang menghembuskan nafas terakhir dalam kelelahan sambil duduk di dapur dengan kacang hijau yang sudah dimaniskannya. Kronologinya ketika ia sedang memasak Kacang Hijau untuk dimaniskan untuk menjadi isian Pia. Ketika semuanya sudah ia selesaikan, ia tinggal mencuci perabot tapi ia duduk di tepi meja dan memejamkan matanya. Hatinya hanya berpikir "aku hanya duduk dan memejamkan mata sebentar" Dan akhirnya tertidur selamanya akibat angin duduk. 

Saat kematiannya semua masyarakat dan bangsawan yang suka memesan pia dan kue kering nya semua sangat kelabakan dan bersedih. Akhirnya mereka bersepakat membuat upacara kematian yang besar untuk mengenang Yue Nü Gu Niang, seorang gadis muda yang harusnya langsung dikubur dalam waktu satu hari, karena dianggap memiliki banyak anak oleh anak-anak asuhnya akhirnya disemayamkan selama 7 hari dan disetujui oleh kaum bangsawan di kota tersebut. Semua biksu mau pun Pandita Tao yang membacakan paritta dan mengadakan banyak doa untuk mengantar kepergian seorang gadis muda yang suci dan perawan. 

Banyak cendekiawan dan pelukis merasa sangat sayang kehilangan gadis cantik 4000 tahun akhirnya mengabadikan sosoknya dalam lukisan dan novel. Sejak saat itulah banyak bertebaran kisah Dewi Bulan dan gambar-gambar gadis muda yang bersembahyang kepada Dewi Bulan atau lukisan Yue Nü Gu Niang yang terbang melayang di angkasa bulan purnama sambil membawa kue bulan dan pia. 

Popular posts from this blog

Kisah di Balik Cetya Rumah Saya

Perasaan Sebagai Ksatria

Toko Jamu "Tjap Nyonya Kaya" Milik Ryu Kintaro

Janji Sehidup Semati (Memperbaiki Hubungan Suami Istri)

Mengenang Ko Aming

Mengenang Ko Andri (Li Ciang She/Penceramah Li)

Mari Kita Mendaur Ulang Kertas

Kembang Tahu Matahari

Mengenang Alexander Arvy

Nasi Campur Che It dan Cap Go