Kisah Pengorbanan Istri

黄茂密 (Maomi) adalah seorang gadis yang hidup di masa Dinasti Song awal. Maomi adalah seorang wanita heroik yang dikenal karena pengorbanannya membiarkan suaminya, Chai Jia Jia (蔡加家) pergi membina diri serta seorang diri mengurus rumah tangga. 

Pertemuan pertama Maomi dengan calon suaminya adalah di ladang padi pada senja hari. Jia jia saat itu baru pulang dari kantornya di ibu kota membawa makanan kesukaannya yaitu Choi Pan berisi kucai dan bengkuang yang saat itu merupakan makanan yang sedang digandrungi masyarakat. Jia jia melihat seorang gadis di ladang sedang menyemai bibit sambil membawa sekeranjang pakan ayam memberi makan ayam. Entah bagaimana Jia jia terpesona melihat gadis itu dan menghampirinya.

"Permisi... ", sapa Jia jia. 

Gadis itu membalikkan tubuhnya dan bertanya kepada Jia jia, " Ada apa?", sembari tersenyum kepadanya. 

"Bolehkah aku berkenalan dengan mu? Namaku Chai Jia jia dari distrik Tong An (同安). Namamu siapa? ", tanya Jia jia. 

" Ah, tapi apakah boleh saya seorang petani biasa berkenalan dengan cendekiawan seperti anda? Aku adalah Maomi, orang-orang memanggilku Mi", jelas gadis itu yang ternyata bernama Maomi. 

"Oh, halo Maomi, sebagai tanda perkenalan aku berikan kamu Choipan yang terenak di kota", kata Jia jia. 

Maomi pun mau tidak mau akhirnya menerima Choi Pan tersebut karena telah disodorkan. 

" Baiklah, saya pulang dulu yah", kata Jia jia sambil tersenyum malu dan pulang dengan bersemangat. 

"Hei, terima kasih yah atas Choi Pan nya", kata Maomi. 

" Yah jangan sungkan! ", jelas Jiajia sangat senang. 

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Setahun penuh dijalani dengan sangat jujur dan tulus akhirnya mereka berdua menikah di bulan 3 tanggal 29. 

Kehidupan mereka lumayan pada awalnya. Meskipun Jia jia ternyata pemuda yang sederhana dan keluarganya pun semua sederhana. Tak seperti Maomi yang keluarganya mempunyai ladang dan tanah yang besar tapi Maomi memutuskan untuk sepenuhnya ikut suaminya dan menjadi ibu rumah tangga mengikuti suaminya yang seorang cendekiawan yang bekerja sebagai penulis berita di kantor polisi. 

Suatu hari Jiajia hendak ikut ujian pemerintah untuk naik jabatan yang cukup tinggi. Namun karena saat mengikuti ujian, Jiajia demam tinggi hingga menyebabkan tidak bisa konsentrasi dalam mengikuti ujian menyebabkan dia gagal naik jabatan. 

Jiajia sangat frustasi, teman-temannya yang gagal mengajaknya minum-minum tapi Jiajia tidak mau. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Maomi yang saat itu memiliki satu anak laki-laki bernama Xue Ming (学明)dan bayi yang sedang dikandung diperutnya. Jiajia pergi ke Kuil pergi membina diri dan sepenuhnya menjadi Biksu. 

Maomi sangat tidak rela dan bersedih hingga berhari-hari sebelum akhirnya dia pulang ke rumah Ayah-Ibunya di distrik Ji Mei untuk melahirkan dan menjalani hidupnya di sana. 

Selama kurang lebih setahun Maomi tidak langsung mengunjungi Jiajia di Kuil. Suatu hari sepupu Jiajia, Qing An datang ke rumah Maomi bermaksud meminta maaf atas perlakuan Jiajia kepada Maomi dan berjanji memberi biaya hidup untuk Xue Ming dan adiknya Mei Ming (美明). Karena tahu maksud baik dari pihak keluarga Jiajia akhirnya Maomi memutuskan menjalin hubungan baik lagi dengan pihak keluarga Jiajia dan sejak saat itu, sebagai gadis yang menganut budaya tradisional, keluarga Jiajia masih menganggap Maomi menantu keluarga Chai dan juga masih memiliki ikatan suami-istri dengan Jiajia yang telah pergi membina diri. 

Suatu saat Qing An bermaksud mengajak Maomi mengunjungi kuil tempat Jiajia membina diri. Maomi selama sebulan menyiapkan jubah berbulu berwarna gelap dan beberapa manisan kesukaannya untuk dipersembahkan kepada Jiajia. Dan ketika diajak pergi ke kuil betapa terkejutnya Maomi ternyata kuil tempat Jiajia membina diri ada di pasar. Sejak saat itu, karena masih ada cinta di hati Maomi, setiap hari Maomi mengantarkan sayuran dan beras untuk pembina diri di kuil tersebut yang juga diperuntukkan untuk suaminya. 

Bertahun-tahun lamanya hingga 14 tahun kemudian, Maomi hendak menikahkan Mei Ming dengan pemuda yang cendekiawan seperti Jiajia. Bertanya pada Jiajia apakah setujuh? Jiajia hanya berkata, "aku telah bebas dan tidak ada sangkut pautnya lagi dengan kehidupan duniawi". Mendengar hal itu, Maomi merasa sepenuhnya adalah tanggung jawab dirinya sehingga ia memilih latar belakang keluarga calon pasangan hidup Mei Ming juga yang lumayan mapan. 

Sedangkan Xue Ming telah menikah di usia 17 tahun dan hidup dengan bahagia sambil sebulan sekali menjenguk ayahnya yang membina diri tapi tidak ingin menjadi seperti ayahnya. 

Popular posts from this blog

Kisah di Balik Cetya Rumah Saya

Perasaan Sebagai Ksatria

Toko Jamu "Tjap Nyonya Kaya" Milik Ryu Kintaro

Janji Sehidup Semati (Memperbaiki Hubungan Suami Istri)

Mengenang Ko Aming

Mengenang Ko Andri (Li Ciang She/Penceramah Li)

Mari Kita Mendaur Ulang Kertas

Kembang Tahu Matahari

Mengenang Alexander Arvy

Nasi Campur Che It dan Cap Go