Es Teh Sehabis Kelas
Kegiatan yang sedang berlangsung |
Hari ini hari Minggu, tahun 2023. Hari ini untuk pertama kalinya aku diajak Pandita Huang untuk pergi membantu Vihara cabang Vihara ku, yaitu Vihara Guang Shu. Yah, ada kegiatan Pekan Pengembangan Jiwa anak-anak di sana dan meminta beberapa pengabdi dari Vihara ku, yaitu Guang Hang, untuk membantu kegiatan di sana. Termasuk salah satunya adalah aku yang langsung dibawa oleh Pandita Huang ke Vihara Guang Shu untuk membantu bagian dokumentasi.
Sesampainya di sana, aku langsung berinisiatif membantu dokumentasi kegiatan yang sedang berlangsung. Banyak sekali wajah anak-anak yang polos dan lucu. Beberapa kegiatan dan permainan diadakan untuk melatih kemandirian anak-anak dan beberapa permainan di antaranya diadakan untuk melatih kepekaan anak terhadap perasaan ibu yang sedang hamil mau pun perasaan ibu saat merawat bayi
Anak-anak sejak dini diajarkan untuk bersih-bersih oleh Penceramah Chen |
Salah satu peserta dilatih untuk belajar mengurus bayi |
Acara berlangsung sangat seru dan menarik sekali. Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang dapat diambil dari kegiatan Pekan Pengembangan Jiwa Anak-anak tersebut. Secara pribadi, aku suka sekali saat anak-anak disuruh mengurus boneka bayi. Benar-benar terlihat, mereka sangat serius dan sangat mendalami peran mereka sebagai orang tua.
Singkat kata, kegiatan pun berakhir. Dan seperti biasa, Vihara kami tidak lengkap rasanya kalau pulang rumah tidak dibawakan makan malam dan hadiah bingkisan dari kegiatan tersebut. Setelah anak-anak dan orang tua pulang adalah saatnya bagi kami pengabdi untuk membereskan Vihara.
Saat sedang membereskan Vihara Guang Shu, salah seorang penceramah berinisiatif untuk membelikan kami minuman. Penceramah tersebut adalah Penceramah Chen yang merupakan penanggung jawab Vihara Guang Shu. Penceramah Chen merupakan istri dari Penceramah Chai yang sangat terkenal satu Indonesia di Vihara kami di seluruh Indonesia bahkan hingga ke Taiwan. Meski pun begitu istrinya selalu bersikap seperti biasa dan rendah hati.
Beliau mengiyakan semua keinginan pengabdi yang juga merupakan anak remaja Guang Hang dan Guang Shu. Mereka semua dibelikan Es Teh Indonesia yang mereka pilih sendiri meskipun itu agak mahal. Dan aku juga dibelikan es teh oleh Penceramah Chen dan yang kupilih adalah varian teh yang paling murah dan aku pikir aku akan membayarnya sendiri. Saat itu Penceramah Chen berkata tidak apa-apa dan agak “nge-dumel” dan akhirnya aku mengurungkan niatku untuk membayar sendiri.
Ini pertama kalinya, aku ditraktir oleh Penceramah tersebut dan sangat tersentuh. Karena aku dengan mereka berbeda Vihara. Dan aku juga termasuk baru mengabdi di Vihara Jakarta setelah telah lama mengabdi di Vihara Tangerang. Tak berapa lama, minuman yang diantar dengan Go Food itu datang dan anak-anak remaja di sana pun sangat senang termasuk aku yang juga sangat senang karena itu pertama kalinya aku ditraktir minum es teh.
Entah sejak kapan, kalau anak muda itu berkaitan dengan kata “ditraktir” atau “dijajanin” rasa senangnya membuncah begitu saja. Antara pikiran “apa iya ditraktirin?” atau “beneran nih?” ingin senang tapi juga malu-malu. Dan itu menaikkan rasa bersyukur kami berkali-kali lipat.
![]() |
Es Teh Indonesia rasa Melati |