Keabadian
Jalan yang mulus
Tapi selalu terasa bergetar
Terekam di benakku
Saat kau sedang mengendarai mobil
Saat malam dan kantuk mulai menguasai
Tapi kau tak pernah peduli itu semua
Setiap hari Rabu, mengantar ku pulang
Maafkan aku selalu merepotkan mu
Aku masih ingat dinginnya deru mobil mu
Beriringan dengan hangatnya pembicaraan kita
Aku masih belum puas membicarakan
Tentang masa depan ku dengan mu
Saat perlahan kau ingin
Menjadi jalan bagiku
Tapi ternyata Tuhan berkata lain
Bahwa masa depan ku bukan diri mu
Aku jadi selalu bertanya,
Jika Chi Kung itu ada,
Bisa tidak Ia mengembalikan mu?
Aku coba membuatku diriku tulus lagi
Kembali ke Jalan yang seharusnya
Bisa atau tidak?
Aku selalu bertanya-tanya seperti ini
Saat aku melihat mu terakhir
Aku selalu tidak ingin percaya
Kau terbaring dan tak akan bangun
Untuk memarahi ku lagi
Kau berikan semua yang kau ingin aku menjadi
Saat aku lakukan lagi, semua terasa tiada arti
Tanpa kehadiran mu di sini