Kesehatan atau Kekayaan?
Beberapa puluh tahun akhirnya berlalu, Toni
telah menjadi seorang pengusaha kaya
raya yang sukses. Ia memiliki anak-anak yang sukses melanjutkan usahanya. Ia memiliki
perusahaan yang besar, rumah yang mewah, dan segala fasilitas yang serba mewah.
Namun Toni kini hanya terbaring lemah di kasur kamarnya yang mewah.
Yah, Toni terkena stroke sejak tiga tahun
yang lalu. Ditambah lagi kencing manis dan darah tinggi yang kini menderanya,
membuat ia tidak bisa menikmati masa-masa tuanya. Teringat di otaknya, ketika
ia masih bisa menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan leluasa, tapi ia
tidak pernah memperhatikan kesehatan tubuhnya.
Ia selalu memaksakan dirinya bekerja
terlalu keras hingga makan tak teratur, kurang istirahat yang cukup, dan jarang
berolahraga. Ia selalu berkutat dengan pekerjaannya tanpa peduli ia butuh
hiburan untuk beristirahat. Sekarang ia harusnya menikmati masa tuanya, tapi
tubuhnya didera bermacam penyakit yang sulit bahkan tak bisa disembuhkan. Ia merasa
menyesal karena dahulu ia terlalu mementingkan ambisinya hingga tak peduli
kesehatannya.
Kini, ketika ia renta tak berdaya melawan
terpaan penyakit, ia baru nenyadari bahwa KESEHATAN ADALAH KEKAYAAN YANG TAK
TERNILAI HARGANYA. Tanpa tubuh yang sehat, ia tidak bisa lagi menikmati keindahaan
hidup ini. Seringkali ia keluar-masuk rumah sakit, menghabiskan uang yang
banyak untuk penyakitnya. Tapi apa jua, harta yang berlimpah pun tidak bisa
membeli kesehatannya kembali…