Life like Road
Alkisah, ada seorang pemuda yang tengah bersiap menyusuri sebuah jalan yang panjang. Pemuda itu akan mencari sebuah desa yang dikata orang kehidupan di sana sangat damai dan begitu tentram. Pemuda itu mulai menyusuri setapak demi setapak jalan. Mulanya jalan itu sangat mudah di lalui. Jalan yang ia lalui awalnya menurun. Begitu mudahnya pemuda itu melaluinya hingga ia hampir terjatuh, karena berjalan terlalu cepat.
Setelah jalan menurun ia lewati, kini ia dihadang dengan jalan yang mendatar. Baginya ini biasa, ini adalah jalan biasa yang telah ia lalui, namun karena jalan yang terus datar ia menjadi begitu bosan dan lelah. Meskipun begitu, ia tetap berjalan hingga akhirnya ia harus melewati banyak jalan yang berbelok - belok.
Ketika ia harus berjalan di jalan yang berbelok - belok, ia dihadang oleh dua belokan. Ia begitu bingung, harus memilih yang mana? Di jalan yang satu, masih terlihat jalan itu berbelok - belok, yang lainnya jalan itu terlihat begitu lurus. Karena jalan yang terlihat lurus begitu menyenangkan, ia memilih jalan itu. Di sana ia terus menyusuri jalan itu. Begitu menyenangkan, karena ia tidak usah lagi jalan di jalan yang berbelok - belok dan berliku. Akan tetapi, ketika ia sampai di ujung jalan tersebut, yang terlihat hanyalah jalan buntu yaitu semak belukar berduri. Ia begitu terkejut, ia pun kembali lagi ke jalan sebelumnya dan memilih masuk ke dalam jalan yang banyak belokannya.
Di jalan yang banyak belokannya itu, ia mulai merasa pusing lagi karena banyaknya jalan yang berbelok - belok. Akan tetapi ia sudah sangat lelah hingga akhirnya ia duduk di sebuah pohon. Ketika penatnya sudah agak hilang, ia kembali menyusuri jalan berliku itu. Dan benar saja kali ini ia dihadapkan sebuah jalan yang menanjak ke atas. Ia pun menghela nafasnya, dan mulai menapak kakinya. Perlahan disusurinya jalan menanjak itu. Jalan itu semakin lama semakin menanjak dan semakin terjal. Berulang kali ia mencoba istirahat untuk menghilangkan penatnya akan tetapi, itu tidak cukup. Panjang jalan membuat tubuhnya sakit dan membuat ia hampir menyerah dan kembali ke bawah. Akan tetapi ketika ia akan kembali ke bawah, ia teringat akan perjuangannya untuk sampai di sini. Ia juga teringat lagi oleh impiannya hidup damai di sebuah desa yang damai. Hingga akhirnya ia kembali menaiki jalan itu.
Kali ini jalannya semakin terjal dan menanjak. Berulang kali ia terjatuh dan berguling ke bawah, tapi ia tetap tidak menyerah dan terus menaiki jalan terjal itu. Ia terus berusaha, hingga akhirnya ia sampai dipuncak jalan itu dan terlihat sebuah desa yang indah dan damai sangat nyaman di puncak jalan itu. Ia begitu senang dan merasa ia tidak sia - sia berjuang. Ia disambut penduduk desa itu dengan sangat ramah.
Terkadang tanpa kita sadari, hidup itu seperti jalan. Kadang begitu mudah dilalui, namun terkadang pula begitu sulit dilalui. Akan tetapi di ujung jalan itu, adalah cita - cita, tujuan yang ingin kita capai. Hanya dengan kemauan kita dan kerja keras barulah kita akan mencapai apa yang kita inginkan.
Life like Road~