Hi, Guys! Gak kerasa kita udah berada di minggu terakhir 2011. Cepet juga yah! Hehe.. semoga aja nanti pas 2011 hidup kita bisa jadi lebih baik daripada sekarang (amin). Hahaha...
Setiap kenangan pasti ada ceritanya. Termasuk susah payah berjodoh dengan rupang-rupang Sien Fo ini. 1. Rupang Maitreya Awalnya, Cetya rumah saya hanya ada rupang Chi Kung Lao She. Namun sekitar tahun 2015-2016 kita mulai menambah rupang Maitreya dan Avalokitesvara. Adalah upaya keluarga untuk menambah semangat keluarga dalam bersembah-sujud kepada Para Buddha-Para Suci. Rupang Buddha Maitreya ini dibeli di Koperasi Guang En di Vihara Kuang Hua. Awalnya sebelum membeli rupang ini harganya Rp980.000. Tapi ketika membeli rupang ini, harga dolar naik sehingga harga rupang ini sekitar Rp1.200.000. Ketika itu mama saya ada kelas di Kuang Hua. Pulang dari sana, betapa kagetnya saya, tiba-tiba mama saya membawa kantung plastik transparan berisi rupang Maitreya. Saat itu di Vihara Kuang Sheng, penceramah Huang ada merekomendasi beberapa rupang Avalokitesvara yang ada di Kuang Sheng. Tapi karena belum berjodoh dengan penglihatan papa, papa belum mau memilih rupang Kwan Im yang ada di Vihar...
Penulis: 前田 精どの Nada serapan: フェリー Aku menganggur duduk di kedai teh Dan kau datang terburu-buru dari arah Timur Terlihat kikuk seperti robot Atau aku yang agak bodoh Karena ini pertama kalinya kita bertemu Kau jelas terlihat tidak baik-baik saja Tapi aku merasa suhu tubuh ku lebih hangat satu derajat Musim hujan semua jalanan berwarna lebih pekat Tanah merah menjadi sangat lengket Tapi kamu dengan berani menyusul ku Aku hanya ingin melihat kolam ikan Koi pada saat hujan Beragam warna seperti seragam dan Yukata bertemu pada akhir pekan Dan kamu tampak tak ada waktu senggang Untuk menari bersama ku Dan aku memutuskan berlari ke arah Barat Lihatlah sekarang aku dan kamu berjauhan Tapi aku hanya ingat rasa itu Seperti kecupan di pipi yang pernah kurasa Aku masih baik-baik saja dengan segala harapan palsu Aku hanya mengecap gula pasir di dapur rumah ku Dan itu telah mengingatkan ku padamu Karena kau sesederhana itu Saat kau berlari sambil mengernyitkan dahi Aku benar-benar sangat mengkhawa...
Aku tidak pernah menyangka bahwa seorang anak laki-laki bisa membuka usaha dan meracik ramuan jamunya sendiri. Hari ini, Rabu tanggal 4 Juni 2025, pagi yang cerah. Hari ini aku berencana pergi ke sebuah toko jamu. Bukan karena tubuhku tidak enak, pinggang ku encok, atau yang lainnya. Melainkan aku penasaran dengan usaha jamu anak yang berumur Sembilan tahun, milik Ryu Kintaro. Siapa itu Ryu Kintaro? Mungkin satu Indonesia hampir mengenalnya, karena ia banyak masuk acara televisi dan juga sangat viral di media sosial. Sepertinya hampir setiap orang mengenalnya sebagai wirausahawan cilik yang paling muda di Indonesia. Baiklah aku mulai meneliti media sosialnya. Dan kupikir dia adalah anak yang menarik dan juga kreatif. Dia banyak diundang ke podcast-podcast artis-artis yang terkenal. Hal itulah yang membuatku penasaran dengan rasa jamu yang ia resepkan sendiri. Di sisi lain dia juga seorang yang sangat suka membaur dengan orang lain dan sangat rendah hati. Kembali ke cerita ku pe...
Wejangan: 好安仙母 & 真意仙官 Nada serapan: 约定 (Faye Wong) Ilustrasi Hao An Ilustrasi Zhen Yi 汪好安: Aku mengejar ilusi bayangan mu Cinta mu bersinar bagai fatamorgana Di tengah kegelapan Aku melihat sinar berlian di pusat fikiran ku Aku telah terjebak halusinasi 汪好安: Aku melihat punggung mu Tapi tubuhku kaku tak bisa mengejar mu Aku dan kamu pernah berjanji di masa lalu Bukan takdir yang membuat kita menjadi begini Tetapi karena hidup kita terus berjalan 汪好安: Dan prinsip kita berubah Sehingga memutuskan untuk berjalan masing-masing Aku benar-benar masih memikirkan masa lalu Alangkah baiknya jika kita berdua bersatu lagi Aku peduli terlalu banyak Aku bersedia menunggu terlalu lama Dengan bersungguh-sungguh hati 李真意: Aku terpesona ketika melihat sinar mata mu Ada keyakinan yang kuat yang membiusku Membuat ku mengikuti mu ke mana pun kau pergi Saat lonceng Kuil berbunyi Aku dan kau berlutut bersama di hadapan Langit 李真意: Dua jari manis yang saling melingkar Berjanji untuk saling menjaga s...
Selepas ko Andri pergi ke India, ada seseorang yang kembali mengisi hari Minggu ku di siang hari. Orang itu adalah ko Aming. Ko Aming nama aslinya adalah Chen Jin Ming, selalu dipanggil ko Aming. Beliau berasal dari Bangka. Awalnya ibuku tidak terlalu menyukainya, karena dianggap agak sombong. Namun lambat laun dia perlahan berubah menjadi rendah hati setelah ditegur oleh ibuku dan menjadi sangat dekat dengan ibuku. Beliau sangat menghormati ibuku dan sangat mendengarkan nasehat ibuku dalam segala hal. Bisa dibilang beliau juga dekat dengan keluarga ku, bahkan juga ada kabar sempat menyukai kakak perempuanku yang kedua. Tapi di sisi lain juga ada kabar bahwa ko Aming juga memiliki tunangan di kampung halamannya. Beliau sangat tulus dalam menyempurnakan umat. Beliau menyempurnakan umat bisa sampai menginap di rumah umat tersebut dan membuat umat tersebut tulus datang ke Fo Tang. Beliau sangat suka membuat pempek khas Bangka yang saus cukonya dari cabai merah sehingga membuat kuahn...
Li Ciang She (Ko Andri) ketika bersembahyang untuk PPJ Sekolah Dasar di Prumpung, Gunung Sindur Awal pertemuan ku dengan ko Andri. Hari itu adalah hari Minggu di tahun 2001-an, aku masih sekitar enam tahun. Seperti biasa, aku mengikuti Sekolah Minggu (Du Jing Ban) anak-anak di Guang Sheng Fo Tang . Saat kelas selesai, aku bertemu seseorang yang tidak pernah aku lihat dalam hidupku selama enam tahun. Orang itu menyapaku dengan sangat akrab. Orang itu adalah Ko Andri Jaya Budiman (Andri JB). Ko Andri sangat baik padaku. Setiap hari Minggu pergi ke Fo Tang, selalu bertemu dengan dirinya. Ia selalu menjadi teman bercerita ku dan kami selalu main bersama di kala ibu dan ayahku pergi ke Cetya Kampung Melayu (sekarang telah m enjadi GuangMiao Fo Tang ) di Teluk Naga, Tangerang. Singkat cerita, kami sangat akrab sekali. Di mana ada aku, di situ pasti ada ko Andri. Can Ayi, mamanya ko Andri sendiri sampai mengejek kami berdua pacaran. Tentu hati kecil tidak begitu menerima kata ...
Gambar Hanya Ilustrasi Di tahun 2010, ada sebuah stasiun televisi yang sangat mengubah paradigma dunia yang juga menginspirasi ku. Stasiun televisi tersebut adalah saluran Cinta Kasih, Daai TV. Daai TV adalah stasiun televisi milik Yayasan Buddha Tzu Chi yang bergerak dibidang Lingkungan dan Kemanusiaan yang bersifat Humanis. Acara-acara televisi mereka banyak sekali mengisahkan hal-hal yang bermakna seperti saat itu isu Global Warming, penghijauan, daur ulang sampah (3R, Reuse, Reduce, Recycle), dan juga bagaimana kita bersumbangsih dan berkontribusi dalam kehidupan alam dan sesame manusia. Isu-isu tersebut sangat diangkat oleh stasiun televisi tersebut. Aku sangat ingat, bagaimana saat itu stasiun Daai TV sangat menginspirasi ku, bocah SMP kelas 9. Aku sangat ingat dengan jelas, di semester dua di kelas 9, aku mulai praktek membuat bubur kertas yang dicampur lem. Bagi anak-anak yang lain, untuk membuat kertas daur ulang harus menggunakan lem fox tapi aku mengganti lem mahal tersebu...
Gambar Hanya Ilustrasi Hari itu aku sekitar kelas empat sekolah dasar. Ini adalah pertama kalinya aku pergi ke pabrik kembang tahu milik Kuang Sheng Fo Thang yaitu kembang tahu Matahari. Pabrik kembang tahu Matahari terletak di TA yaitu… Tangga Asem, Sewan, Tangerang (bukan TA nya Jakarta Barat, Taman Anggrek, hehe…) Di sana sangat seru sekali yaitu memperhatikan proses pembuatan kembang tahu. Tentu hal ini sangat seru sekali untuk anak kelas empat SD. Pertama kalinya pergi ke pabrik yang membuat sesuatu, yaitu Kembang Tahu. Pabrik kembang tahu tersebut didirikan oleh Pandita Lim yang juga merupakan salah satu usaha Fo Thang. Secara pribadi, Pandita Lim juga memiliki pabrik tahu di rumahnya, dan pabrik kembang tahu dibuatnya sebagai biaya operasional Kuang Sheng Fo Thang. Saat itu, banyak sekali kacang kedelai hingga berkarung-karung. Ada timbangan yang sangat besar untuk menimbang kacang-kacang kedelai. Waktu itu kami semua (umat yang ada di sana) iseng menimbang berat badan k...
Alexander Arvy saat menjadi Panitia di acara Pentas Seni Sekolah Tahun ini adalah waktunya aku resmi menjadi siswa SMK . Tahun itu adalah tahun 2010, aku masuk jurusan Animasi dan kembali bertemu dengan Alexander Arvy. Sebelumnya di SMP aku kenal dengan Arvy tetapi tidak terlalu dekat. Namun ketika di SMK karena sekelas, tak sangka aku bisa menjadi sangat dekat dengan anak yang suka Pelajaran Matematika dan IPA itu. Saat itu di kelas 10, ia disuruh wali kelas untuk duduk berpasangan denganku karena nilai IPA dan Matematika ku sangat buruk. Pengaturan duduk itu pun dilakukan agar aku bisa belajar bersama dengan dia. Saat duduk dengan dia, bisa dibilang dia sangat ketat dalam mengajariku. Bahkan tidak mengizinkan ku menyontek ulangannya sama sekali. Bisa dibilang ia mendewasakan jiwa kekanak-kanakkan ku yang terakumulasi dari pergaulan semasa SMP. Awalnya, aku tidak terbiasa dengan kehidupan SMK yang teman sekelas ku semua hampir rata-rata anak laki-laki (hanya tiga orang siswa w...
Gambar Hanya Ilustrasi Saat aku mulai tinggal di Liga Mas, ada hal yang baru. Bukan hanya adanya kantor pemasaran dan kolam renang atau banyaknya bunga Terompet Emas yang menjalar sepanjang pagar kolam renang. Tetapi setiap Che It atau Cap Go, ibuku membawa beberapa bungkus nasi campur vegetarian dari Pasar Lama . “Hmm… sejak kapan Pasar Lama ada nasi campur medan vegetarian?” bingungku dalam hati. Nasi campur itu sangat enak dan keberadaannya yang hanya Che It dan Cap Go membuatku merasa Che It dan Cap Go itu adalah hari yang spesial. Saat itu, ibuku bilang itu adalah Nasi Campur Lim Cie. Harganya saat itu lumayan, tanpa tambahan daging-dagingan vegetarian hanya Rp15,000,- per porsi. Sejak saat itu Che It dan Cap Go langsung menjadi hari yang spesial buatku. Beberapa tahun kemudian, aku baru menyadari Lim Cie ternyata adalah tetanggaku di Liga Mas (sekarang berubah nama menjadi Victoria Park ). Kalau Che It dan Cap Go setiap pagi Lim Cie berjualan Nasi Campur di Pasar Lama...