Posts

Showing posts from August, 2023

Mencari Kata-Kata Favorit

Image
Saat untuk bersama pikiran kita. Misalnya, “Segala sesuatu datang dari ketiadaan” – sebuah frasa Zen untuk membebaskan diri dari kelekatan.   Zaman dahulu, semua rumah Jepang memiliki ceruk yang disebut tokonoma. Sebuah gulungan kertas digantung di tokonama, dan orang-orang akan merenungkan kata-kata di gulungan kertas itu ketika berada di rumah. Terlepas dari apakah itu lukisan favorit atau kaligrafi sebuah prinsip penuntun, tokonama mengungkapkan semangat dan gaya hidup orang-orang yang tinggal di dalam rumah itu. Pertimbangkan untuk menghias rumah kita dengan kaligrafi – bisa berupa pepatah yang menginspirasi, kata-kata dari seorang yang kita kagumi, atau sesuatu yang memungkinkan perenungan diri. Kita tidak perlu membuat ceruk – dinding ruang tengah kita bisa dimanfaatkan. Juga tidak menjadi masalah apakah kaligrafinya indah atau tidak. Menatap tulisan itu akan menyediakan ruang dan waktu untuk kontemplasi hening. Jika kita tidak bisa memikirkan kata-kata untuk dipi...

Dispenser Air Dingin di Vihara

Hari ini, aku pergi ke Vihara. Saat aku datang, aku lihat ada yang berbeda, ada Dispenser air dingin di Vihara Kuang Hang! Saat itu aku yang baru datang sangat haus, dan segera mengambil gelas di dapur dan menekan tombol "Cold". Wah, ternyata dispenser benar-benar bisa mengeluarkan air dingin. Jadi ingat ketika kurang lebih dua minggu yang lalu, aku pergi ke Vihara Pusat Kuang Hua di Pluit untuk membantu Sidang Dharma. Di sana ada dispenser air dingin, dan tampaknya tidak banyak umat yang menyadarinya. Karena kebanyakkan umat mengambil air di dispenser biasa yang terletak di depan. Aku sungguh senang, begitu tahu bahwa tidak banyak orang menyadari ada dispenser air dingin. Aku pun sering mengambil air dingin di sana dan meminumnya ketika panas siang hari begitu pekat. "Seandainya di Kuang Hang juga ada dispenser serupa", tiba-tiba terbesit di pikiran ku saat itu. Dan taraaa.. dua minggu kemudian, saat aku pergi ke Vihara Kuang Hang, ada dispenser air dingin bermerek...

Menemukan Manfaat Dari Makanan yang Berpusat Pada Sayuran

Image
  Puasa vegetarian adalah “pembersihan yang cepat” bagi pikiran dan tubuh. Terinspirasi oleh postur pendeta yang baik dan tinggi.   Para bhiksu yang bijak memiliki tampilan yang indah. Maksud saya, mereka bukan memiliki wajah yang menarik atau mereka itu modis; saya sedang membicarakan keindahan yang membugarkan yang sepertinya bersinar melalui kulit dan tubuh mereka. Postur mereka, apakah dalam posisi duduk atau berdiri, sangatlah indah. Tampilan mereka selalu dipoles oleh praktik harian dari bangun pagi untuk pelatihan Zen dengan penuh kesadaran. Ada kaitan langsung antara pikiran dan tubuh. Ketika memoles pikiran, vitalitas terbarukan kita akan dengan sendirinya tampak pada tubuh. Makanan tidak hanya melayani tubuh. Makanan juga berdampak besar pada pikiran. Makananlah yang menciptakan tubuh dan pikiran kita. Ketika menganut makanan yang berpusat pada sayuran, pikiran kita menjadi damai, tidak disusahkan oleh kekesalan-kekesalan kecil. Itu akan tampak pada keb...

Ketika Makan, Berhenti Sejenak di Setiap Suap

Image
Menikmati rasa syukur. Praktik Zen bukanlah hanya meditasi duduk. Makanan para bhiksu yang mempraktikkan Zen didasarkan pada makanan Shojin, atau makanan vegetarian Buddhis. Sarapan, yang disebut shoshoku, terdiri atas bubur beras dan acar. Makan siang, atau tenshin, adalah nasi dan sup, sekali lagi dengan acar. Dan makan malam, atau yakuseki, adalah santapan sederhana, meski biasanya merupakan santapan terbesar pada hari itu, terdiri atas masakan sayuran, nasi, dan sup. Porsi kedua hanya boleh nasi, dan daging tidak pernah dimakan. Cara yang benar untuk menyantap makanan Zen disebut "Lima Perenungan". Sederhananya: Kami mempertimbangkan upaya orang-orang yang telah mendatangkan makanan itu kepada kami, dan bersyukur untuk mereka. Kami merenungkan tindakan kami sendiri, dan diam-diam berpartisipasi. Kami menikmati makanan, tanpa serakah, marah, atau tak peduli. Kami menganggap makanan sebagai obat untuk merawat tubuh dan semangat kami. Dengan penuh syukur, kami menerima makan...

Semalam di Vihara

Hari ini Alexius datang ke Vihara Kami besok akan ikut kelas di Vihara Malam ini kami menginap di Vihara Hari ini, malam ini, dia mengobrol di Vihara Tenggelam di malam Jakarta, di ruang tatami Di tengah binarnya lampu-lampu Jakarta Semakin malam, semakin tenggelam Padahal sudah makan, perut pun berbunyi Lihat, kakak senior kami gojekin martabak Baru tahu, ada yang isi kacang Ada yang seperti biasa isi coklat kacang Kami berterima kasih beliau telah belikan martabak Baru hari ini bertemu junior beda Vihara Aku pikir kami tak akan sebawel di ruang obrolan Ternyata semalaman di Vihara Kami tak terbatas tenggelam dalam obrolan Dharma yang kami bahas tidak pernah terbatas Alexius di pojokkan bercanda dengan Lisa Perasaan bahagia kami tak terbatas Besok kami akan ikut kelas dengan leluasa

Jangan Mengabaikan Makan Besar

Image
 Jadikan soal makan sebagai santapan kita. "Makan dan minum dengan sepenuh hati"   Ketika makan, apakah kita berfokus pada tindakan makan? Sarapan adalah sesuatu yang kita lakukan sambal bergegas keluar pintu. Makan siang dilakukan Bersama teman-teman kantor sambil membicarakan pekerjaan. Dan makan malam disantap sambil menonton televisi. Tindakan makan terlalu sering dilalaikan, bukan? Di dalam Buddhisme Zen, kami mempunyai pepatah: “Makan dan minum dengan sepenuh hati.” Artinya, Ketika minum secangkir teh, berfokuslah saja pada meminum teh. Ketika makan berfokuslah saja pada menyantap makanan. Saat menikmati masakan, pikirkan orang-orang yang telah memasaknya. Bayangkan ladang di mana sayuran telah ditumbuhkan. Rasakan perasaan syukur untuk kelimpahan alam. Semua makanan kita telah melewati tangan ratusan orang sebelum tiba pada kita. Dengan menganut kerangka pikir seperti ini di saat makan, mungkin kita akan menyadari betapa beruntungnya kita. Mengapa kita meni...

Berusaha Menggunakan Suara Keras

Image
Ini cara untuk membuat diri kita termotivasi. Bicaralah dari perut dan bangunkan otak kita.   Pernahkah kita bertemu dengan seorang bhiksu Zen yang sedang mendaraskan sutra? Suaranya menggema di ruangan kuil di saat dia mendaraskan sutra dengan volume suara yang penuh sebagai persembahan. Dan jika ada beberapa bhiksu yang mendaraskannya, kepekatan suara mereka seakan-akan menggema dari tanah itu sendiri. Mengapa mereka mendaraskan sutra dengan semangat besar seperti itu? Ada sebuah alasan yang bagus? Ketika bicara dengan suara keras, kita bisa mendengar suara sendiri dengan jelas. Tetapi lebih dari itu, suara akan merangsang dan mengaktifkan otak kita. Kami, para bhiksu, bangun pagi dan terlebih dahulu mendaraskan sutra untuk membangunkan otak kami. Untuk bisa mendaraskan sutra dengan suara keras, kami harus memosisikan tubuh dengan benar dan bernapas dari perut. Para penyanyi opera menggunakan Teknik yang sama. Ini sangat baik untuk tubuh. Jadi, masuk akal bah...

Menulis di Kertas dengan Cermat

Image
Diri sejati kita dapat dilihat di dalam tulisan tangan kita. Alihkan perhatian kita ke arah dalam. Para bhiksu Zen selalu berminat pada kaligrafi dan melukis. Apa yang diwakili kaligrafi dan lukisan bagi kita, terutama sebagai bagian dari praktik Zen? Niat kita bukanlah meninggalkan karya yang bernilai langgeng, atau bebangga pada keterampilan kita, tetapi berupaya mengungkapkan diri melalui karya seni. Misalnya, ada suatu kepekatan yang tak bisa dijelaskan di dalam kaligrafi seorang bhiksu Zen yang terkenal, Ikkyu. Semangat yang diungkapkan dalam karyanya menguasai orang yang melihatnya. Begitu pula di dalam lukisan-lukisan pemandangan karya Sesshu, ombak-ombak tinta yang kabur mengandung esensi dari semangat dirinya. Bisa dikatakan bahwa kaligrafi dan lukisan mereka adalah penyulingan dari diri internal mereka. Latihan kaligrafi dan lukisan adalah sebuah cara untuk berhubungan dengan diri internal kita. Lepaskan gangguan pengalihan perhatian dan biarkan kuas bergerak di atas kertas. ...

Belum Pergi Sudah Menunggu Mu Pulang

Image
Embun di pagi hari mengabut jendela Kutelusuri langkah ku di pukul lima Pulang dengan wangi dupa Aku duduk di serambi sembari merenung Bunga-bunga Lily di pekarangan bermekaran Bulan dan Matahari bertemu di pukul setengah enam Langkah ku membawaku ke sebuah taman Hidup akan selamanya seperti ini Seandainya pagi ini tak pernah usai, selamanya Ini baru awal hari, merelakan mu pergi dengan terpaksa Aku berada di rumah menunggu mu pulang Belum pergi sudah menunggu mu pulang Aroma kopi hitam di pagi hari Aku ingin Sabtu selalu setiap saat Aku ingin kau mengendarai mobil seperti biasa Dan membawa kita ke mana pun itu, selamanya Seiring waktu berlalu Aku jadi menyadari ketidak-abadian Saat tangan ini harus melepaskan tangan mu Dan menjadi dewasa secara mendadak Jangan bersusah hati, Ayahku Aku berjanji akan menjaga diriku baik-baik Hingga nanti aku kembali pada Mu

Membuat Secangkir Kopi yang Nikmat

Image
Kebahagiaan ditemukan dalam meluangkan waktu. Ketika menyingkirkan upaya, kita menyingkirkan kenikmatan hidup. Apa yang kita lakukan ketika menginginkan secangkir kopi? Jika ada di rumah, kita akan menyalakan mesin pembuat kopi. Atau jika ada di luar rumah, kita akan membeli secangkir kopi yang murah. Kedua tindakan ini sangat wajar. Tetapi bayangkan skenario lain.  Pertama-tama kita pergi ke hutan dan mengumpulkan kayu bakar. Kita membuat api dan mendidihkan air. Saat menggiling biji kopi, kita menengadahkan ke langit dan berkata, "Ah, hari yang sangat indah." Kopi yang diseduh dengan cara seperti ini akan terasa jauh lebih nikmat daripada kopi dari mesin. Mungkin, alasannya adalah karena setiap langkah di dalam proses itu telah menghidupkan - mengumpulkan kayu bakar, menyalakan api, menggiling biji kopi. Tidak ada yang tidak relevan di setiap aksi ini. Itulah yang saya sebut hidup. Hidup membutuhkan waktu dan upaya. Artinya, ketika menyingkirkan waktu dan upaya, kita menyin...

Mengatur Meja Kerja

Image
 Membersihkan adalah memoles pikiran.   Meja kita adalah cermin yang memantulkan pikiran internal kita.   Lihatlah meja-meja kerja di sekitar kita di kantor. Kemungkinan besar orang-orang yang meja kerjanya selalu rapi adalah orang yang bagus di pekerjaannya. Sebaliknya, mereka yang meja kerjanya selalu berantakan mungkin adalah orang yang gelisah dan sulit berfokus pada pekerjaan. Ketika segalanya tak beraturan, susunlah dengan baik. Ketika segalanya berantakan, rapikanlah. Sebelum selesai bekerja untuk hari itu, bereskan dan rapikan meja. Orang yang terbiasa melakukannya akan memiliki pikiran yang lebih jernih. Mereka bisa berfokus seratus persen, tanpa teralihkan, pada pekerjaannya. Di kuil-kuil Zen, para bhiksu membersihkan setiap pagi dan malam. Kami membersihkan dengan sepenuh hati, walaupun kuil kami tidak kotor. Tujuannya bukan hanya membuat kuil mengilat, tetapi juga memoles pikiran kami melalui tindakan membersihkan. Bersama setiap ayunan sapu, kita ...

Membuang Apa yang Tidak Diperlukan

Image
Ini akan menyegarkan pikiran. Berpisah dengan benda-benda lama sebelum mendapatkan benda baru Ketika segalanya sedang tidak berjalan dengan baik, kita cenderung berpikir bahwa kita sedang kekurangan sesuatu. Tetapi jika ingin mengubah situasi saat ini, kita harus terlebih dahulu berpisah dengan sesuatu sebelum kita berusaha mendapatkan sesuatu yang lain. Ini adalah aturan mendasar dari hidup sederhana. Buanglah kelekatan kita. Lepaskan asumsi. Kurangi harta milik. Hidup sederhana adalah juga soal membuang beban ragawi dan mental. Sungguh menakjubkan betapa segarnya perasaan kita setelah menangis secara baik. Menangis menyingkirkan apa pun beban yang kita bawa di dalam hati. Kita merasa dibugarkan untuk mencoba lagi. Saya selalu merasa bahwa konsep Buddhis tentang "pikiran yang telah tercerahkan" - huruf Jepang yang menggambarkan "pikiran yang bersih" - mengacu pada "penyegaran" rohani ini. Tindakan membuang, melepas beban mental dan ragawi, dari hal-hal ya...