Posts

Showing posts from July, 2025

Kisah Ma Xiu Niang dan Zhan Yu He

Image
Ilustrasi Zhan Yu He Ilustrasi Ma Xiu Niang Aku akan menceritakan bagaimana seorang pacar yang belum sempurna menyempurnakan kekasihnya yang berpendidikan Konfusius. Pada zaman dinasti Han Akhir, hidup seorang gadis Bernama Ma Xiu Niang (馬秀娘) . Ma Xiu Niang adalah seorang putri dari Ma Wen Hua (馬文化) , seorang yang kehidupannya lumayan berkat menjual pangsit vegetarian di pasar di kota Chongqing, di distrik Yu Zhong. Istrinya yang Bernama Zhang Xiu Cai (张修才) , sangat rajin membantu suaminya membuat kulit pangsit. Ma Xiu Niang sedari kecil sering diajak orang tuanya pergi ke Vihara yang beraliran Mahayana. Sejak kecil, meskipun seorang putri yang sangat disayang ayahnya tapi sangat berkemauan keras dalam menghafal sajak-sajak sederhana dan selalu berinisiatif ke Vihara untuk membaca Paritta semenjak berusia dua tahun. Ma Wen Hua yang juga agak irit melihat di Vihara bisa belajar begitu banyak, memilih untuk membiarkan A Niang pergi ke Vihara belajar sajak, syair, dan puisi. Sehingg...

CARA KAMU MELIHAT SURGA

Pertanyaan: “Teman, surga itu seperti apa?” Baiklah saya membantu memberi penjelasan; Surga itu relatif, sesuai jodoh Kalau kamu melihat bentuk artinya kamu penuh kepedulian terhadap sesama makhluk Kalau kamu melihat energi artinya kamu seorang yang berdasarkan pengamatan (pilih kasih) Kalau kamu melihat kegelapan dan merasakan nyaman artinya kamu sudah mencapai kekosongan batin sesuai yang kamu suka lakukan semasa hidup (meditasi). Jadi surga itu harusnya seperti apa? Surga Nan Phing San adalah surga yang disebut bagaikan tinggal di dalam dunia dongeng. Semuanya bisa dinikmati sampai masa tinggal kita selesai (dalam hal ini, apakah ini surga yang melekat pada bentuk?) (pertanyaan ini biasa diberikan oleh para pembina diri Pancaran Merah kepada Pembina Pancaran Putih?) Di sini ada pertanyaan; “kalau begitu, surga dan neraka sama atau berbeda bagi Anda?” Saya bantu jelaskan; Bagi Bodhisattva Maitreya yang berada di surga Tusita; “Surga bagaikan penjara yang menyenangka...

Kisah Sebelas Pembina Diri

Image
Pada zaman dahulu kala, periode dinasti Tang (Tiongkok) tepatnya di Gunung Chiseosan (yang sekarang termasuk negara Korea Selatan), ada sepuluh biksu mengembara dari Tiongkok ke provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan untuk mengembangkan ajaran Buddhisme. Tepatnya seorang biksu yang dituakan oleh biksu-biksu muda lainnya Bernama Jajang pergi ke arah Korea yang saat itu masih termasuk wilayah oriental Tiongkok. Di sana membangun sebuah Vihara sederhana dengan bangunan yang lebih tepatnya dikatakan sebuah gubuk. Sepuluh biksu mengembara demi ajaran Buddha dan bertapa, merapal Paritta, dan memberi ceramah bagi Masyarakat di sana. Kalau diceritakan awal mulanya, dari mana sepuluh biksu ini berasal. Adalah dari Kuil Shaolin yang berpusat pada Peking dan tetua biksu di sana mengutus sepuluh biksu ini pergi ke bagian Korea Selatan untuk mengembangkan keboddhian tanpa memilih tempat. Perjalanan ke sana dilakukan selama hampir kurang lebih seratus hari dengan berjalan kaki. Kemudian me...

Mengapa Angin Bertiup?

Nada Serapan: Sukiyaki Penulis: 弥关去世古佛 & 关去世音菩萨  Angin-angin bertiup begitu cepat Bunga-bunga bermekaran dan berguguran Ada yang datang dan ada yang pergi Ada pertemuan pasti ada perpisahan Janganlah bersedih karena ini Tetaplah berpegang teguh pada prinsip Empat penderitaan, hanya diri sendiri yang paling tahu persis Mengapa masih tidak bisa melepaskan?  Dewasa ini, tidak ada yang benar-benar berpisah Sekali pun pergi, raga ini masih ada di dalam bumi Jika kamu rindu, panggilah aku Aku akan ada di hadapan mu dalam beberapa menit Selama suaraku masih ada di relung hati mu Kamu tidak pernah kehilangan diriku Dan aku akan tetap hidup di dalam hati mu Suaraku adalah suara yang paling ingin kau dengar Lalu mengapa kamu merasa takut?  Aku menulis puisi ini sebagai tanda jodoh yang abadi dengan mu Jika kita bertemu di dalam mimpi Akankah kamu bahagia?  Jika kamu rindu aku, lihatlah fotoku seperti biasa, seperti aku masih hidup

Masalah Berat Badan

Image
Mungkin aku menyesal tidak menjaga berat tubuhku ketika Sekolah Dasar. Saat kamu baru mengenal “jajan”, segala hal pun berubah. Kamu yang tadinya kurus seperti kurang gizi berubah drastis ketika kamu menerima uang jajan dari ayah mu. Gorengan, sate usus ayam, bakso, mie instan, nasi goreng, nasi uduk, jajanan makanan kecil seperti makaroni, keripik kentang, dan lain-lain rasanya sangat seenak itu. Aku sangat suka semuanya, maka tak heran ketika kelas empat sekolah dasar, berat badanku naik dengan drastis. Seragam baru yang baru kupakai sebulan, secara mendadak tidak bisa kupakai lagi. Entah aku juga bingung, mengapa nafsu makan ku menjadi seliar itu. Ketika SMK aku mencoba metode akupunktur di Pasar Baru, Jakarta. Namanya dokter Wahyuni, seorang dokter ahli tusuk jarum kecantikkan. Kakak Perempuan ku yang pertama mengajak kami sekeluarga ke sana dalam rangka diet menjelang hari pernikahannya. Di sana aku diprogram untuk detoks hanya makan apel sepuluh hari tanpa menyentuh makanan...

Kao Susuk Dalam Ingatan

Image
  Kao Susuk Dalam Ingatan Tahun 2020, tahun tepat aku kehilangan semuanya. Aku kehilangan ayah ku karena masalah penyakit komplikasi dan beberapa bulan kemudian, aku kehilangan nenekku karena Covid 19. Aku sangat jatuh di tahun-tahun tersebut. Saat melihat rekaman menantunya yang juga terkena Covid 19 dan seruangan dengan beliau. Menantunya merekam proses bagaimana tubuh nenek ku, korban Covid 19 dilapisi plastik hingga tebal sekali. Cara melapisinya pun benar-benar membuatku menangis dan sangat tidak tega. Tubuh nenek ku diputar-putar dan sesekali dibanting dilapisi dengan plastik wrap seperti melapisi makanan. Sungguh sangat menyedihkan sekali. Tahun-tahun 2020 benar-benar sangat menyedihkan sekali. Akan tetapi semua berubah ketika ibuku menyuruhku untuk ikut membantu restoran kakak perempuanku, Kedai Vege, Jakarta. Di Jakarta tepatnya di Kedai Vege aku mulai menata hidupku. Kebetulan, saat tahun 2020 Kedai Vege baru pindah ke Pasar Palmerah. Aku bertemu dengan karyawan-kary...