Posts

Showing posts from June, 2025

Puisi Untuk Pak Jokowi

Karya: laksmana Baru kemarin, aku melalui hari-hari berperang Yah, berperang bersama Pak Jokowi Langkah tertatih menahan virus ganas Yang bahkan saat ini kami tidak ingin ingat lagi nama virusnya Baru kemarin, aku melihat festival budaya Yah, festival budaya bangsa Indonesia selama sepuluh tahun penuh Di hari kemerdekaan Republik Indonesia, di istana presiden Baru kemarin, aku menyaksikan bangsa yang ajaib Semua di sekitarku dipenuhi cahaya berwarna-warni baik siang mau pun malam Menyambut ASEAN GAMES yang dipersiapkan dengan sangat sempurna Hingga membanggakan masyarakat Indonesia Baru kemarin, aku menyaksikan Pak Jokowi berjalan di Pasar Palmerah Aku termenung lalu merenung Apakah ini pekerjaan Pak Jokowi yang harus pergi ke Pasar sendiri?  Pergi ke pasar untuk apa?  Bukan untuk berpesta belanja, tetapi untuk apa?  Ketakutan atas jeritan rakyat miskin Menjerit-jerit mengganggu tidur Sang Presiden  Penyebab pagi-pagi buta Pak Jokowi pergi ke pasar Untuk memastikan h...

Mari Kita Mendaur Ulang Kertas

Image
Gambar Hanya Ilustrasi Di tahun 2010, ada sebuah stasiun televisi yang sangat mengubah paradigma dunia yang juga menginspirasi ku. Stasiun televisi tersebut adalah saluran Cinta Kasih, Daai TV. Daai TV adalah stasiun televisi milik Yayasan Buddha Tzu Chi yang bergerak dibidang Lingkungan dan Kemanusiaan yang bersifat Humanis. Acara-acara televisi mereka banyak sekali mengisahkan hal-hal yang bermakna seperti saat itu isu Global Warming, penghijauan, daur ulang sampah (3R, Reuse, Reduce, Recycle), dan juga bagaimana kita bersumbangsih dan berkontribusi dalam kehidupan alam dan sesame manusia. Isu-isu tersebut sangat diangkat oleh stasiun televisi tersebut. Aku sangat ingat, bagaimana saat itu stasiun Daai TV sangat menginspirasi ku, bocah SMP kelas 9. Aku sangat ingat dengan jelas, di semester dua di kelas 9, aku mulai praktek membuat bubur kertas yang dicampur lem. Bagi anak-anak yang lain, untuk membuat kertas daur ulang harus menggunakan lem fox tapi aku mengganti lem mahal tersebu...

Kembang Tahu Matahari

Image
Gambar Hanya Ilustrasi Hari itu aku sekitar kelas empat sekolah dasar. Ini adalah pertama kalinya aku pergi ke pabrik kembang tahu milik Kuang Sheng Fo Thang yaitu kembang tahu Matahari. Pabrik kembang tahu Matahari terletak di TA yaitu… Tangga Asem, Sewan, Tangerang (bukan TA nya Jakarta Barat, Taman Anggrek, hehe…) Di sana sangat seru sekali yaitu memperhatikan proses pembuatan kembang tahu. Tentu hal ini sangat seru sekali untuk anak kelas empat SD. Pertama kalinya pergi ke pabrik yang membuat sesuatu, yaitu Kembang Tahu. Pabrik kembang tahu tersebut didirikan oleh Pandita Lim yang juga merupakan salah satu usaha Fo Thang. Secara pribadi, Pandita Lim juga memiliki pabrik tahu di rumahnya, dan pabrik kembang tahu dibuatnya sebagai biaya operasional Kuang Sheng Fo Thang. Saat itu, banyak sekali kacang kedelai hingga berkarung-karung. Ada timbangan yang sangat besar untuk menimbang kacang-kacang kedelai. Waktu itu kami semua (umat yang ada di sana) iseng menimbang berat badan k...

Toko Jamu "Tjap Nyonya Kaya" Milik Ryu Kintaro

Image
Aku tidak pernah menyangka bahwa seorang anak laki-laki bisa membuka usaha dan meracik ramuan jamunya sendiri. Hari ini, Rabu tanggal 4 Juni 2025, pagi yang cerah. Hari ini aku berencana pergi ke sebuah toko jamu. Bukan karena tubuhku tidak enak, pinggang ku encok, atau yang lainnya. Melainkan aku penasaran dengan usaha jamu anak yang berumur Sembilan tahun, milik Ryu Kintaro. Siapa itu Ryu Kintaro? Mungkin satu Indonesia hampir mengenalnya, karena ia banyak masuk acara televisi dan juga sangat viral di media sosial. Sepertinya hampir setiap orang mengenalnya sebagai wirausahawan cilik yang paling muda di Indonesia. Baiklah aku mulai meneliti media sosialnya. Dan kupikir dia adalah anak yang menarik dan juga kreatif. Dia banyak diundang ke podcast-podcast artis-artis yang terkenal. Hal itulah yang membuatku penasaran dengan rasa jamu yang ia resepkan sendiri. Di sisi lain dia juga seorang yang sangat suka membaur dengan orang lain dan sangat rendah hati. Kembali ke cerita ku pe...

Kisah di Balik Cetya Rumah Saya

Image
Setiap kenangan pasti ada ceritanya. Termasuk susah payah berjodoh dengan rupang-rupang Sien Fo ini.  1. Rupang Maitreya Awalnya, Cetya rumah saya hanya ada rupang Chi Kung Lao She. Namun sekitar tahun 2015-2016 kita mulai menambah rupang Maitreya dan Avalokitesvara. Adalah upaya keluarga untuk menambah semangat keluarga dalam bersembah-sujud kepada Para Buddha-Para Suci. Rupang Buddha Maitreya ini dibeli di Koperasi Guang En di Vihara Kuang Hua. Awalnya sebelum membeli rupang ini harganya Rp980.000. Tapi ketika membeli rupang ini, harga dolar naik sehingga harga rupang ini sekitar Rp1.200.000. Ketika itu mama saya ada kelas di Kuang Hua. Pulang dari sana, betapa kagetnya saya, tiba-tiba mama saya membawa kantung plastik transparan berisi rupang Maitreya. Saat itu di Vihara Kuang Sheng, penceramah Huang ada merekomendasi beberapa rupang Avalokitesvara yang ada di Kuang Sheng. Tapi karena belum berjodoh dengan penglihatan papa, papa belum mau memilih rupang Kwan Im yang ada di Vihar...