Posts

Showing posts from November, 2024

Menjadi Mahir Dalam Mengubah Peraturan Diri

Image
  Menciptakan gerbang-gerbang di dalam pikiran.   Ada hal-hal yang disebut “non-esensial yang perlu”.   Untuk mendekati sebuah kuil Zen atau kuil Shinto selalu ada beberapa gerbang – gapura merah besar yang kami sebut torii. Sebelum mencapai ruang utama sebuah kuil Zen, kita akan melewati tiga gerbang – gerbang utama, gerbang tengah, ketiga – yang mewakili perjalanan ke arah pencerahan. Kuil Shinto juga mempunyai tiga torii. Mengapa harus repot dengan struktur yang seakan-akan berlebihan itu? Gerbang-gerbang itu kami sebut sebagai “penghalang rohani”. Dengan kata lain, mereka menghubungkan dua dunia yang terpisah. Saat melewati salah satu gerbang, kita semakin dekat dengan dunia yang murni – apa yang di dalam Buddhisme, kami anggap sebagai “tanah keramat”. Ini sebabnya kuil-kuil Buddhis bercirikan tiga gerbang ini. Dengan menciptakan batas di antara dunia-dunia, kita akan terbantu untuk menyadari jarak di antara setiap dunia. Dan saat melewati setiap gerba...

Jangan Menyia-nyiakan Waktu Mencemaskan Hal-hal yang Tidak Dapat Kita Kendalikan

Image
Apa artinya menjadi lebih ringan secara rohani?   Saat ketika tiba-tiba kita meninggalkan diri kita.   Ketika melakukan zazen, seseorang tidak boleh memikirkan apa pun – itulah yang diajarkan pada kami, tetapi ternyata sangat menantang. Pada prinsipnya, kita tidak memejamkan mata ketika melakukan zazen. Karena bisa melihat apa yang sedang terjadi di sekitar, akhirnya kita memikirkan sesuatu, terlepas dari seberapa keras kita berusaha. “Oh, si pendeta utama berjalan ke arahku. Aku harus duduk lebih tegak..” atau “Ah, tungkai kakiku terasa kebal..” atau berbagai pikiran lain yang melintas di pikiran. Di sebagian besar waktu, ini sangat normal. Dan bagaimana pun, memberitahu diri untuk, “Jangan berpikir” adalah juga sebuah pemikiran. Tetapi setelah kita memiliki sedikit pengalaman dengan zazen, akan ada saat-saat – betapa pun singkatnya – ketika pikiran kita kosong. Kita akan menyadari bahwa kita tidak sedang memikirkan apa pun. Kita bahkan lupa tentang “diri” kita. I...

Mencoba Praktik Berdiri

Image
Sebuah metode gaya-Zen dalam memanfaatkan waktu perjalanan. Sebuah cara yang mudah untuk memotivasi diri.   Bagi orang-orang yang bekerja di luar rumah, perjalanan ke kantor bisa merupakan perjalanan yang penuh stress. Tetapi saya ingin menganggap waktu yang dihabiskan untuk perjalanan sebagai sesuatu yang baik. Bayangkan jika kantor dan rumah kita berada di satu gedung yang sama. Mungkin kita pikir itu sangat memudahkan karena kita tidak akan membuang waktu untuk perjalanan. Tetapi, kita semua perlu “berganti persneling”. Hidup dan bekerja di Gedung yang sama akan mempersulit ini. Di pagi hari, saat bersiap untuk berangkat bekerja, kita mengenakan wajah orang tua. Lalu kita berjalan ke stasiun kereta, berjejalan di dalam kereta, dan pada saat tiba di kantor, kita mengenakan wajah karyawan atau manajer. Sekarang kita siap menuang kerja keras ke satu hari yang lain. Ketika waktu di perjalanan menjadi semacam jembatan di antara kehidupan rumah dan kehidupan kerja, k...

Meditasi Duduk (Zazen)

Image
  Efek dari duduk dan berpikir.   Manusia tidak mampu merenung secara mendalam di saat bergerak.   Di dalam pelatihan Zen, zazen adalah yang terpenting. Orang tidak bisa bicara tentang Zen tanpa zazen. Kami memulai zazen, dan mengakhirinya dengan zazen. Itulah praktik Zen. Kata Zen berasal dari kata Sansekerta dhyana , yang berarti “kontemplasi diam”. Tindakan berpikir berasal dari konsep duduk diam. Manusia tidak mampu berpikir ketika bergerak. Kita hanya memiliki satu pikiran, dan ketika pikiran terfokus pada gerakan, kita akan sulit terlibat dengan pemikiran yang bermakna. Bahkan ketika kita mencoba berpikir sambil berjalan, itu akan selalu berakhir dengan sesuatu yang praktis, misalnya pengaturan pekerjaan atau apa yang akan kita masak untuk makan malam. Kontemplasi yang mendalam tentang kebenaran mutlak di dunia atau makna hidup bukanlah sesuatu yang bisa dicapai sambil bergerak. Untuk zazen, pertama-tama kita menata tubuh dalam postur yang benar, l...

Mengembuskan Napas Dengan Dalam

Image
 Cara menyingkirkan emosi-emosi negatif.   Perbaiki pernapasan, maka pikiran kita juga akan membaik.   Di dalam kata Jepang untuk “bernapas” kokyu, huruf untuk “mengembuskan napas” mendahului huruf untuk “menghirup napas.” Artinya, tindakan mengembuskan napas mendahului tindakan menghirup napas. Fokuskan kesadaran kita pada sebuah titik di bawah pusar – tanden kita – di saat kita perlahan-lahan mengembuskan napas dengan penuh, penghirupan napas akan mengikuti dengan sendirinya. Biarkan pernapasan kita merileks, perbolehkan aliran ini mengambil alih. Ketika proses ini berulang dengan sendirinya, kita akan mulai merasa lebih tenang. Tubuh kita akan merasa lebih membumi dan terhubung dengan bumi. Dengan kata lain, kita terbebaskan dari kegelisahan. Ketika napas datang dari dada, tidak bisa tidak kita akan merasa mengapung. Ini menumbuhkan ketidak-sabaran, dan pernapasan kita menjadi semakin cepat. Kita terjebak di dalam spiral ketidak-sabaran dan kekesalan. ...

Mencoba Berjalan Telanjang Kaki

Image
Cara menyingkirkan penyakit.   Itulah alasannya mengapa para bhiksu bertelanjang kaki.   Para bhiksu telanjang kaki selama 365 hari dalam setahun. Dan pakaian kami dibuat dari bahan yang sangat sederhana. Bahkan di tengah musim dingin, busana kami tetap sama. Bagi calon bhiksu, ini bisa merupakan perjuangan yang berat, tetapi begitu bisa membiasakan diri, ini sangat membugarkan. Karena gaya hidup ini menguatkan tubuh secara alami, para bhiksu jarang terkena flu. Jika orang seusia saya mengenakan kaus kaki di musim dingin, kaki yang hangat tidak bisa menandingi kenikmatan kaki telanjang. Itulah sebabnya ketika perlu ke luar, saya memastikan mengenakan sandal jepit. Ini juga sangat baik bagi kesehatan. Area di antara ibu jari dan jari kedua kaki dianggap sebagai tempat terpusatnya berbagai titik tekanan yang berkaitan dengan organ-organ internal dan otak. Ketika mengenakan sandal jepit, talinya merangsang titik-titik ini, dan ini seperti pijatan ketika kita berja...